Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KKP Belum Antisipasi Tekor Pasokan Garam

Kementerian Kelautan dan Perikanan belum menyusun antisipasi sekalipun pasokan garam tahun ini diprediksi kurang 525.000 ton.Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengaku instansinya belum mempunyai ide menambah impor. Rencana impor tahun ini tetap 226.000 ton.
Petani mengangkut air untuk produksi garam lokal di tempat pembuatan garam Desa Lacok Bayu, Aceh Utara, Aceh, Senin (24/7)./ANTARA-Rahmad
Petani mengangkut air untuk produksi garam lokal di tempat pembuatan garam Desa Lacok Bayu, Aceh Utara, Aceh, Senin (24/7)./ANTARA-Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan belum menyusun antisipasi sekalipun pasokan garam tahun ini diprediksi kurang 525.000 ton.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengaku instansinya belum mempunyai ide menambah impor. Rencana impor tahun ini tetap 226.000 ton.

"Mandat kami adalah pegaraman rakyat. Kami maintain produksi garam rakyat," ujarnya seusai rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Selasa (5/9/2017).

Brahmantya mengatakan produksi garam rakyat mulai membaik, terlihat dari realisasi produksi per 31 Agustus 122.000 ton. "Dari yang awalnya Mei-Juli hanya 6.200 ton. Bayangkan dalam sebulan naiknya segitu," katanya.

PT Garam memperkirakan suplai garam konsumsi 2017 kurang 525.442 ton. Berdasarkan perhitungan perusahan pelat merah itu, volume produksi garam nasional tahun ini 1,3 juta ton, terdiri atas produksi PT Garam 300.000 ton dan panen garam rakyat 1 juta ton. Di sisi lain, kebutuhan garam konsumsi rumah tangga, industri aneka pangan, dan industri pengasinan ikan mencapai 1,82 juta ton.

Shortage itu telah memperhitungkan susut dalam pemrosesan garam nasional sebanyak 230.000 ton dan rencana impor 226.000 ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper