Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri Kendal Incar 9 Investor Baru

PT Kawasan Industri Kendal (KIK) menargetkan dapat menggandeng sembilan investor baru hingga akhir 2017.
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kedua kiri) mengamati maket Kawasan Industri Kendal (KIK) menjelang peresmiannya, di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (14/11)./Antara-Aditya Pradana Putra
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong (kedua kiri) mengamati maket Kawasan Industri Kendal (KIK) menjelang peresmiannya, di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (14/11)./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, KENDAL – PT Kawasan Industri Kendal (KIK) menargetkan dapat menggandeng sembilan investor baru hingga akhir 2017.

Direktur KIK Hyanto Wihadhi mengatakan hingga triwulan III/2017 pihaknya telah menerima 34 perusahaan yang akan beroperasi dalam kawasan industri terpadu ini. Diharapkan hingga akhir tahun nanti investasi yang masuk mencapai 41 perusahaan - 50 perusahaan.

“Hingga September investasi yang masuk hampir Rp5 triliun. Ini didominasi dari tujuh negara seperti Singapur dan Malaysia,” kata Hyanto di sela peletakan batu pertama pembangunan Politeknik Furniture di bawah Kementerian Perindustrian di Kendal, Selasa (10/10).

Dia mengatakan saat ini investasi yang masuk berpusat pada industri furniture, food and beverage, sepeda hingga mainan anak. Sedangkan ke depan, kata dia, seperti permintaan Kementerian Perindustrian maka industri yang di dorong masuk ke dalam kawasan terpadu ini berasal dari sektor otomotif.

“Kami melihat [pemasok komponen otomotif] tier dua dan tiga yang disasar. Syukur-syukur anchor tenant masuk,” katanya.

Hyanto mengatakan dengan realiasai penjualan hingga September ini maka pihaknya mencatatkan penjualan Rp100 miliar. Jumlah ini masih realisasi tahun lalu dimana pada akhir 2016 perusahaan membukukan penjualan Rp300 miliar.

“Lahan yang telah terjual 50 hektar dari 1.000 hektar yang sedang dikembangkan.,” katanya.

Dia mengatakan, investor yang masuk ke dalam kawasan akan diberikan layanan penuh termasuk ketersediaan bahan bakar seperti gas hingga pengolahan limbah.

“Saat ini karena permintaan gas masih kecil maka dilayani dengan compressed natural gas (CNG), tapi kalau ada permintaan lain kami siap sediakan,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Jendral Kementerian Perindustrian Haris Munandar mengatakan pihaknya mendorong investasi untuk masuk ke dalam kawasan industri.

Selain itu pihaknya juga turut bertanggung jawab menyediakan tenaga terampil dari sekitar kawasan untuk meningkatkan daya saing.

“Menteri Perindustrian telah menetapkan kebijakan untuk memfasilitasi pembangunan politeknik atau akademi komunitas di setiap kawasan industri atau Wilayah Pusat pertumbuhan Industri ,” ujarnya.

Haris menyebutkan, hingga saat ini program vokasi ini telah diterapkan di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil, Solo serta Politeknik Industri Logam di Morowali. “Kami juga telah mendapat izin penyelenggaraan pendidikan vokasi Akademi Komunitas Industri Manufaktur di Bantaeng,” imbuhnya.

Selain mendukung investasi di kawasan industri, akademi komunitas diyakini mampu memberdayakan masyarakat setempat.

“Kebutuhan SDM yang kompeten adalah sebuah faktor penting dalam mendorong pertumbuhan industri serta pengembangan teknologi dan investasi,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper