Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian akan memberikan bantuan mesin dan peralatan praktik dari industri untuk SMK setiap meluncurkan program vokasi.
Hal itu dilakukan dalam upaya Kementerian Perindustrian menargetkan bisa mencetak satu juta tenaga kerja bersertifikasi hingga 2019.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (22/11/2017) menyampaikan hingga saat ini, program ini telah melibatkan 45 industri untuk 282 sekolah menengah kejuruan (SMK).
Selain itu, Kemenperin pun melaksanakan program magang guru produktif di industri yang kini diikuti 276 orang serta praktik kerja siswa SMK di industri sebanyak 722 orang.
Kemudian, untuk program Diklat 3 in1, jumlah tenaga kerja yang telah dilatih, disertifikasi, dan terserap kerja selama 2014—2016 sebanyak 36.532 orang.
Sementara itu, pada 2017—2019 ditargetkan 162.000 orang. Diklat ini a.l. meliputi program untuk industri garmen, pengolahan kelapa sawit, karet, kakao, furnitur, plastik, kosmetik, semen dan petrokimia, elektronika, animasi serta otomotif.
Kemudian, melalui unit pendidikan vokasi industri di lingkungan Kemenperin, ditargetkan menghasilkan 16.252 lulusan hingga 2019.
Saat ini, Kemenperin memiliki 9 SMK, 9 politeknik, satu akademi komunitas, dan satu program Diploma I industri. Pada 2019, akan ditambah tiga politeknik dan satu akademi komunitas.
“Seluruh unit pendidikan vokasi Kemenperin telah memiliki spesialisasi berbasis kompetensi serta link and match dengan industri,” tegas Airlangga.
Airlangga menambahkan sebanyak 90% lulusan terserap industri saat wisuda. Capaian ini karena unit pendidikan di lingkungan kemenperin dilengkapi fasilitas yang mendukung, seperti ruang workshop, laboratorium, teaching factory dengan mesin dan peralatan standar industri.
“Selain itu, tersedia Lembaga Sertifikasi Profesi [LSP] dan Tempat Uji Kompetensi [TUK] sehingga lulusan mendapat ijazah dan sertifikat kompetensi,” imbuhnya.
Menperin optimistis, upaya-upaya strategis dalam pengembangan kompetensi SDM ini mampu memacu daya saing Indonesia agar lebih kompetitif di tingkat global. Apalagi, Indonesia ditargetkan menjadi negara ekonomi terkuat ketujuh di dunia pada tahun 2030.