Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir meminta Presiden Joko Widodo memberikan ketegasan kepada kementerian untuk memaksimalkan ekspor, bukan malah impor barang termasuk komoditas jagung.
“Seharusnya Presiden tegas. Presiden lebih tegas ke pembantunya yang dimaksimalkan ekspor, impor boleh kalau terpaksa. Bukan seperti sekarang di mana harga sedang murah, tapi alasan impor sudah dikatakan untuk industri, jadinya kan susah [petani jagung],” kata Winarno kepada Bisnis pada Selasa (6/2/2018).
Dia mengemukakan persoalan impor beras ini meresahkan petani, pasalnya dua kementerian yakni Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian bertolak belakang dalam aturan impor.
Satu sisi Kementan meminta untuk setiap kebijakan pangan harus melalui rekomendasi kementeriannya, di sisi lain Kemendag membuat Permendag sendiri untuk aturan impor jagung tersebut.
“Ini kan pada mau jalan sendiri-sendiri. Presiden harus turun tangan untuk mengompakkan kabinet sehingga tidak berjalan sendiri-sendiri,” tuturnya.
Menurutnya, sebelum rapat kerja Kemendag pekan lalu, Presiden telah lebih dulu menegur Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk meningkatkan ekspor komoditas. Namun, di lapangan kata Winarno, Kemendag malah mengeluarkan izin impor jagung untuk memenuhi keperluan industri.
Sebelumnya, KTNA Nasional menolak rencana impor jagung keperluan industri yang akan dilakukan oleh pemerintah karena bakal menurunkan harga jual jagung yang sedang memasuki masa panen.
Winarno mengemukakan keputusan Kementerian Perdagangan keliru untuk melakukan impor. Pasalnya jagung dalam negeri sedang berlimpah sehingga menurunkan harga jual jagung dengan kadar air 15% di kisaran Rp2.200 per kg di tingkat petani.