Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

REGULASI AGRIBISNIS: 141 Aturan Akan Dideregulasi

Kementerian Pertanian berencana melakukan deregulasi terhadap 141 aturan yang dinilai menghambat investor untuk terjun di sektor agribisnis dalam negeri.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/7)./ANTARA-M Agung Rajasa
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman menghadiri rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/7)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Pertanian berencana melakukan deregulasi terhadap 141 aturan yang dinilai menghambat investor untuk terjun di sektor agribisnis dalam negeri.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, selain 141 aturan itu, sebanyak 50 aturan lainnya juga sedang dalam proses deregulasi dalam minggu ini.

"Jadi nantinya akan ada sebanyak 191 aturan yang menghambat investasi kami deregulasi agar menarik minat investor. Intinya kami minta calon investor sampaikan apa yang menghambat," ujarnya di sela acara pelantikan pejabat eselon I Kementan, Senin (26/3).

Kemudahan investasi, menurut Amran, bisa meningkatkan ekspor. Ia mengklaim, investasi di sektor perkebunan dan peternakan saat ini telah mengalami peningkatan.

“[Pada] 2013 investasi [mencapai] Rp23 triliun. Sekarang naik, per tahun menjadi Rp46 triliun-Rp50 triliun per tahun,” jelas Amran.

Menurut dia, kebijakan pemerintah untuk melakukan deregulasi aturan yang menghambat investasi tersebut sebagai jawaban terhadap keluhan yang disampaikan investor selama ini. Selain mencabut sejumlah regulasi, tambahnya, ada sebanyak 15 regulasi yang digabungkan menjadi satu regulasi.

Terkait bentuk regulasi tersebut, Amran menyatakan, nantinya berupa Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), sedangkan untuk regulasi yang berhubungan dengan kementerian lain telah dilakukan koordinasi bersama.

Amran melanjutkan, regulasi tak selamanya memberatkan pengusaha. “Peternak ayam ras berterimakasih dengan regulasi, apa yang mereka inginkan kami buat. Dan sekarang ekspor mereka naik.”

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi) Irawati Fari menyampaikan pada 2017 banyak terbit peraturan yang membingungkan pelaku usaha, disamping kebijakan yang tidak tepat.

"Tahun 2017 adalah tahun yang penuh regulasi," kata dia.

Dia menyebut salah satu tantangan industri unggas adalah terbitnya Permentan No. 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan yang melarang penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan yang efektif 1 Januari 2018.

Adapun, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (PINSAR) Singgih Januratmoko mengatakan harga ayam hidup sekarang sedang bagus di seluruh Indonesia sesuai dengan harga batas atas pemerintah yakni Rp19.000 ribu per kg.

Menurutnya, implementasi dari Permentan no. 32 tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran , dan Pengawasan Ayam Ras, sangat berpengaruh bagi peternak sampai menciptakan kondisi seperti sekarang.

“Hasilnya mulai dirasakan oleh peternak tahun 2018 ini, harga stabil,” ungkap Singgih.

Sementara itu dalam kesempatan tersebut Amran melantik dua pejabat eselon I yakni Syukur Iwantoro sebagai Sekretaris Jenderal Kementan dan Suwandi sebagai Dirjen Hortikultura, serta seorang staf ahli yakni Hari Priyono sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Investasi Pertanian.

Sebelumnya Syukur Iwantoro menjabat sebagai Staf Ahli Menteri sedangkan Hari Priyono sebagai Sekjen Kementan, sedangkan Suwandi merupakan Kepala Pusat Data dan Informasi Kementan.

Menteri berharap pelantikan ini bisa mendorong produksi hortikulturan nasional membaik sehingga harga di tingkat konsumen bisa lebih stabil dan tidak memberatkan masyarakat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper