Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mengakui kinerja logistik RI terus membaik, namun daya saing logistik itu sendiri khusunya untuk kawasan Asean masih sulit bersaing.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengingatkan fenomena ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama karena produk-produk nasional sampai saat ini belum bisa bersaing di tingkat global.
"Indikasi pertumbuhan logistik kita cukup bagus karena market domestik kita realitasnya terbesar di Asean. Hanya permasalahannya kenapa komoditi nasional itu gak bisa bersaing secara global. Ini yang mesti kita carikan solusinya dan ini tantangan kita," ujarnya saat mengumumkan hasil survei logistik Indonesia , hari ini Rabu (4/4/2018).
Yukki menilai kontribusi biaya logistik nasional terhadap gross domestic bruto (GDP) pada 2017 mencapai 23,5%, dan dipredisksi turun menjadi 22,1% pada 2018 serta 21,0% pada 2019.
Dia mengatakan pengaruh investasi asing dalam sektor logistik juga berperan penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk sektor logistik.
Berdasarkan survei Supply Chain Indonesia dan ALFI, selain untuk peningkatan kapitalisasi perusahaan logistik nasional, investasi asing bermanfaat untuk alih tehnologi dan manajemen.
Baca juga: Kinerja Logistik Nasional Diyakini Membaik
Kinerja sektor logistik Indonesia pada 2018 diprediksi akan lebih baik ketimbang tahun 2017. Sedangkan kinerja logistik pada 2017 juga meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Namun dengan memerhatikan persaingan global, keberhasilan pengembangan sektor logistik Indonesia masih memerlukan perbaikan yang berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing nasional.
Demikian hasil survei sektor logistik Indonesia 2017-2018 yang diselenggarakan oleh Supply Chain Indonesia (SCI) dan didukung oleh Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) dan Asean Federation of Forwarder Association (AFFA) untuk mendapat persepsi dari para pemangku kepentingan terhadap sektor logistik Indonesia tahun 2017 dan prediksi tahun 2018.
Ketua SCI Setijadi mengatakan survei dilakukan pada periode 15 Januari - 28 Februari 2018 yang diikuti 548 praktisi pelaku usaha dan penyedia jasa logistik,pemilik barang, akademisi,birokrasi, pemerhati dan pihak terkait dalam bidang ligistik.
"Namun investasi asing dapat berpengaruh negatif apabila perusahaan logistik nasional tidak dapat meningkatkan daya saing.Kerja sama dengan perusahaan logistik asing juga bermanfaat penting dalam mengembangkan jaringan di luar negeri,"ujarnya.