Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan kemungkinan pengerjaan pembangunan bandara Kediri akan mendapat fasilitas seperti halnya proyek strategis nasional, meski proyek tersebut tidak masuk di dalamnya.
Sesuai mengikuti rapat Tim Penilai Akhir di Istana Negara, Darmin mengungkapkan alasan mengapa banyak proyek, ingin masuk dalam jajaran Proyek Strategis Nasional (PSN).
"Dalam sidang kabinet terakhir, Presiden bertanya mengapa banyak orang mau proyeknya masuk PSN? Lalu kami ceritakan. [Lalu Presiden berkata] kalau begitu buat saja aturannya, dengan kemudahannya itu [tanpa dimasukkan ke PSN]," tuturnya, Jumat (4/5/2018).
Pasalnya, sejauh ini dalam daftar PSN, proyek infrastruktur Bandara Kediri belum tercatat. Sebelumnya, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan dimasukkannya pembangunan bandara ini tidak perlu mengubah Peraturan Presiden yang ada. Sejauh ini sudah ada 14 proyek strategis nasional yang didaftarkan.
Salah satu kemudahan pengerjaan proyek yang didaftarkan ke PSN, lanjut Darmin, adalah soal pembebasan lahan. Selain itu, masih banyak kemudahaan yang didapat dalam PSN.
Maka dari itu, pemerintah mengindikasikan akan menyusun beleid terkait kemudahan pelaksanaan proyek pembangunan. "Memang belum keluar [aturannya], tapi akan dibuat," katanya.
Pada akhir April lalu, Kementerian Perhubungan telah memberikan izin prinsip untuk investor swasta yang berniat membangun bandara di Kediri, Jawa Timur.
Adapun investor yang akan membangun bandara di Kediri adalah PT Gudang Garam Tbk. (GGRM). Perusahaan rokok tersebut berencana memulai konstruksi fisik pada 2018.
Dalam keterbukaan informasi kepada pemegang saham pada Maret 2018, Direktur dan Corporate Secretary GGRM Heru Budiman menyatakan landasan pacu dan terminal diperkirakan rampung pada 2020. Bandara itu juga dirancang untuk bisa melayani penerbangan domestik dan internasional.
Sumber pendanaan proyek bandara berasal dari kas operasional yang dihasilkan perusahaan setiap tahun. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, per Desember 2017, posisi kas dan setara kas GGRM mencapai Rp2,32 triliun.