Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Kamis (6/9/2018) membuka secara resmi perhelatan "Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2018 di Jakarta Convention Center. Kegiatan yang berlangsung 6-8 September 2018 ini mengusung tema "Empowering Geothermal for Indonesia's Energy Sustainability".
Mengutip laman resmi Kementerian ESDM, Kamis (6/9/2018), saat ini potensi panas bumi Indonesia mencapai 28,5 gigawatt (GW) yang terdiri dari total cadangan sebesar 17,5 GW dan sumber daya sebesar 11 GW. Sedangkan kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP) saat ini sebesar 1.948,5 MW. Hingga akhir tahun 2018, diharapkan kapasitas PLTP akan meningkat menjadi 2 GW dengan masuknya beberapa pembangkit yang saat ini dalam tahap penyelesaian.
Dalam sambutannya, Jonan menyampaikan bahwa pengembangan panas bumi harus dipercepat dan berbagai proyek segera dieksekusi agar target kapasitas terpasang panas bumi sebesar 7.200 MW dan bauran EBT sebesar 23% pada 2025 bisa tercapai.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah menetapkan kebijakan terobosan mencakup penugasan BUMN untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas Bumi, penyederhanaan perizinan, penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi kepada badan usaha. Kemudian mengurangi resiko eksplorasi dengan mekanisme Geothermal Fund dan program Government Drilling.
Selain itu, pada 2018 ini Kementerian ESDM juga telah menerbitkan dua peraturan bidang panas bumi untuk melengkapi peraturan yang sudah ada, yaitu Permen ESDM No. 33 Tahun 2018 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data dan Informasi Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung. Serta Permen ESDM No. 37 Tahun 2018 tentang Penawaran Wilayah Kerja Panas Bumi, Pemberian Izin Panas Bumi, dan Penugasan Pengusahaan Panas Bumi.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menambahkan bahwa mewujudkan komitmen percepatan pengembangan panas bumi perlu dukungan dan kolaborasi bersama, tidak hanya Pemerintah namun juga pelaku usaha, asosiasi, maupun akademisi.
"Dengan penyelenggaraan IIGCE 2018, pemerintah mengharapkan akan ada inovasi dan terobosan lainnya untuk mempercepat pengembangan panasbumi di tanah air," kata Rida.
IIGCE 2018 menghadirkan diskusi mengenai inovasi teknologi panas bumi dari surface hingga subsurface, upstream maupun downstream, baik oleh Pemerintah, pelaku usaha hingga praktisi Internasional.
Dengan target lebih dari 500 orang delegasi dan 5000 pengunjung akan berpatisipasi baik dari dalam maupun luar negeri.
Ketua IIGCE 2018 M. Ikbal Nur mengharapkan acara ini akan menjadi tradisi berkelanjutan bagi komunitas panas bumi sebagai ajang diskusi terkait berbagai tantangan dalam pengembangan panas bumi, sebagai ajang berbagi pengalaman dan keahlian bagi kepentingan bersama antara industri, akademisi dan pemerintah.