Bisnis.com, JAKARTA – PT Agung Podomoro Land Tbk dengan kode saham APLN mengakui ekonomi yang melambat telah memengaruhi penjualan unit proyek apartemen milik APLN kecuali yang berlokasi di Cimanggis, Bandung, dan Medan.
Asisten Vice President PT Agung Podomoro Land Tbk, Alvin Andronicus secara umum permasalahan kesulitan penjualan unit properti bukan hanya dihadapi oleh APLN tetapi hampir semua pengembang. Dia berharap tahun ini perseroan bisa mencapai 80% dari target pendapatan sudah cukup baik.
Meskipun demikian, Alvin mengklaim penjualan APLN cenderung cukup baik, khususnya pada tiga proyek andalan perseroan yakni; Podomoro Golf View di Cimanggis, Podomoro City Deli Medan, dan Podomoro Park di Bandung.
“Cimanggis itu akhir tahun kita sudah serah terima, kira-kira 4000 unit. Kebetulan itu towernya seperti huruf W, ada 1200 unit dan 1600 unit. Penjualan di proyek ini masih oke soalnya berkonsep TOD [transit oriented development],” jelas Alvin di Menara Bidakara, Senin (17/9/2018).
Alvin menceritakan harga rata-rata di Podomoro Golfview itu sekitar Rp11 juta per meter persegi. Harga ini sudah meningkat sejak perdana sekitar Rp9,4 juta per meter persegi. Ada pun harga per unit sekitar Rp297 juta dibayar secar tunai, dan sekitar Rp330 juta jika dibayar dengan cicilan.
“Segmen pasar properti sekarang yang dicari oleh konsumen itu yang memberikan nilai tambah. Akan ada apa, dilengkapi apa, transportasinya,” katanya.
Baca Juga
Selanjutnya, APLN akan menggenjot penjualan untuk rumah tapak di Podomoro Golf View. Harga yang ditawarkan mulai Rp1,3 miliar secara tunai. Ada pun ukuran rumah tapak itu 6x16 meter, 7x17 meter, 8x16 meter, dan paling besar 8x18 meter persegi dengan harga tertinggi Rp2 miliar. Ada pun proyek rumah tapak ini akan diluncurkan tahun depan.
“Rumah tapak ini masih cukup besar permintaannya di pasar. Karena orang ingin rumah tapak. Namun semua tergantung biaya yang dimiliki,” ujar Alvin.