Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi Bakal Terpangkas, 2020 Solar Naik?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan anggaran subsidi solar pada RAPBN 2020 maksimal sebesar Rp1.000 yang merupakan hasil pertimbangan dari Badan Anggaran DPR RI.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan penjelasan pada Seminar Nasional Prospek Penerimaan Negara dari Mineral, Batubara dan Migas di Tahun Politik di Universitas Indonesia, Depok, Senin (1/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan penjelasan pada Seminar Nasional Prospek Penerimaan Negara dari Mineral, Batubara dan Migas di Tahun Politik di Universitas Indonesia, Depok, Senin (1/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengatakan anggaran subsidi solar pada RAPBN 2020 maksimal sebesar Rp1.000 yang merupakan hasil pertimbangan dari Badan Anggaran DPR RI.

Adapun sebelumnya, Kementerian ESDM mengusulkan subsidi solar tahun depan sebesar Rp1.500 per liter. Jonan pun mengatakan menyatakan bahwa penetapan harga BBM jenis solar tidak mengalami perubahan sejak April 2016.

Saat itu, harga solar berdasarkan perhitungan formula senilai Rp4.000 per liter dan hanya bertahan selama tiga bulan saja. Selanjutnya, harga solar berdasarkan perhitungan formula selalu di atas harga jual.

"Tentang 2020, subsidi solar waktu itu kita sepakati maksimal Rp1.500, tapi di panja anggaran banggar ditetapkan Rp1.000 per liter. Jadi, dikoreksi," katanya, di sela-sela Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (15/7/2019) malam.

Menurutnya, apabila subsidi ditetapkan maksimal Rp1.000, pemerintah akan meminta pertimbangan Komisi VII DPR  untuk melakukan penyesuaian harga yang dijual ke masyarakat.

Adapun keekonomian solar sejak awal tahun memang terus merangkak naik. Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, pada Januari 2019 harga keekonomian sebesar Rp5.850 per liter, sementara pada Juni 2019 senilai Rp6.850 per liter.

“Ini saya sampaikan saja karena saya dapat paparan dari Menteri Keuangan saat ratas tadi maksimal Rp1.000. Ini kalau sampai digetok, mungkin kita akan lihat apakah perlu ada adjustment atau penyesuaian eceran pada 2020,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) menolak berkomentar terlebih dahulu.

“Kan itu belum,” ujarnya singkat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper