Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo telah menunjuk Wishnutama Kusubandio sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk kabinet periode 2019-2024 atau Kabinet Indonesia Maju.
Jabatan sebagai Menparekraf tentu menjadi tantangan tersendiri bagi Wishnutama yang selama ini dikenal sebagai praktisi media. Wishnutama kini langsung dihadapkan pada sejumlah pekerjaan rumah yang ditinggalkan oleh pendahulunya di kabinet periode 2014-2019 atau Kabinet Kerja, Arief Yahya.
Pekerjaan rumah terbesar bagi pria kelahiran Jayapura, 4 Mei 1970 yang harus segera diselesaikan adalah target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dari Kementerian Pariwisata yang masih jauh panggang dari api.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia sepanjang Januari-September 2019 baru mencapai 10,86 juta. Adapun Kemenpar menargetkan 18 juta kunjungan wisman ke Indonesia pada 2019 dengan target devisa sebesar US$20 juta.
Perlu diketahui, target kunjungan wisman tersebut sudah diturunkan. Awalnya kunjungan wisman ditargetkan sebanyak 20 juta, namun akhirnya diturunkan lantaran karena adanya beberapa hal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya seperti bencana alam di sejumlah daerah di Tanah Air.
Namun, bukan berarti bencana alam tersebut menjadi sumber permasalahan terkait dengan target kunjungan wisman ke Tanah Air. Target kunjungan wisman selama beberapa tahun terakhir tercatat selalu meleset dari target.
Berdasarkan data BPS, kunjungan wisman ke Indonesia pada 2016 tercatat sebanyak 11,52 juta atau belum mencapai target yang ditetapkan oleh Kemenpar sebanyak 12 juta wisman.
Pada 2017, jumlah kunjungan wisman sepanjang tahun 2017 hanya mencatatkan sebanyak 14,04 juta, atau meleset dari target 15 juta. Sedangkan pada 2018, BPS mencatat jumlah kunjungan wisman sepanjang 2018 hanya 15,81 juta, masih belum mencapai target Kemepar yang sebanyak 17 juta kunjungan wisman pada tahun yang sama.
Tak tercapainya target kunjungan wisman tersebut disinyalir sebagai ekses dari rendahnya daya tarik dan daya saing pariwisata Indonesia lantaran selama ini tidak ada perbaikan secara kualitas.
Hal tersebut tercermin dari data Travel dan Tourism Competitiveness Index yang diterbitkan oleh World Economics Forum, pada 2019 Indonesia berada di peringkat ke-40 dari 140 negara.
Walaupun naik 2 peringkat dibandingkan dengan capaian pada 2018, peringkat Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand.
Sebagai Menparekraf baru, Wishnutama dinilai perlu memberikan perhatian lebih terhadap upaya perbaikan beberapa indikator pariwisata di Indonesia antara lain dari sisi keamanan, kesehatan, kesiapan, keberlangsungan lingkungan, air transportation infrastructure serta tourist service infrastructure.
Indikator-indikator tersebut yang menjadi penyebab pendahnya peringkat Indonesia jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand. Apabila indikator-indikator tersebut diperbaiki, maka daya saing dan daya tarik pariwisata Indonesia akan meningkat dan peluang untuk mencapai target wisman pun akan lebih mudah tercapai.