Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia berharap pemerintah khususnya perbankan membuat kebijakan kelonggaran pembayaran pinjaman kredit bagi para pelaku usaha yang bisnisnya terdampak pandemi virus corona.
Sekjen BPP Himpinan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bagas Adhadirgha menyatakan saat ini banyak pengusaha yang mengeluhkan omset maupun perputaran bisnisnya stagnan, bahkan menurun akibat penyebaran virus corona.
Menurutnya, hal itu terjadi di hampir semua sektor usaha, baik ritel, pariwisata, manufaktur, jasa, infrastruktur, pertambangan dan sektor lainnya.
“Penurunan ekonomi ini mulai dirasakan oleh para pengusaha, khususnya anggota HIPMI yang mayoritas masih berskala menengah,” kata Bagas, Rabu (18/2020).
Oleh sebab itu, dia berharap agar pemerintah memberikan himbauan kepada perbankan untuk memberikan kelonggaran. Terutama terhadap sejumlah kewajiban keuangan pengusaha baik itu di perbankan maupun pajak.
“Kami mendorong agar perbankan memberi kelonggaran terkait kewajiban bulanan para pengusaha terkait imbas Covid-19,” imbuhnya.
Baca Juga
Menurutnya, sebagian besar pengusaha muda ini memiliki tanggungan cicilan terhadap perbankan. Kredit tersebut merupakan kewajiban yang selama ini dipenuhi.
“Namun karena ada kondisi seperti ini, dimana aktivitas masyarakat keluar rumah dibatasi dalam jangka waktu lama, maka otomatis berdampak di dunia usaha,” ujarnya.
Senada, Ketua Bidang Ekonomi, Pajak dan Perbankan BPP Hipmi Ajib Hamdani mengaku sudah menjajaki komunikasi dengan pihak perbankan.
Lebih lanjut, dia menyatakan pihaknya siap untuk membantu perumusan dan skema yang terbaik agar perekonomian Indonesia tetap berjalan.
“Kami akan minta perbankan bisa lebih mendukung dunia usaha sehingga perekonomian tetap bisa berjalan dengan bagus. Kemudahan-Kemudahan kredit perlu menjadi perhatian pemerintah dan perbankan,” ungkapnya.