Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor dari China Naik, Bukti Pemulihan Ekonomi Global?

Nilai impor dari China mengalami kenaikan yang signifikan pada April 2020 secara bulanan. Hal ini dinilai sebagai tanda-tanda bahwa perekonomian Negeri Panda sudah mulai pulih dari tekanan akibat wabah corona.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan paparan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/2/2019). Bisnis
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan paparan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (6/2/2019). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai impor nonmgas Indonesia dari China pada April 2020 mengalami kenaikan yang signfikan secara dari bulan sebelumnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan impor dari China naik sebesar US$762,3 juta. China dalam hal ini menjadi kontributor kenaikan impor nonmigas berdasarkan negara pada April 2020, dibandingkan dengan negara lain.

“Kenaikan impor dari China ini menujukkan sudah ada recovery dari negara tersebut dan perbaikan ini sudah bagus,” katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (15/5/2020).

Adapun, di bawah China, terdapat impor dari Kanada yang mengalami kenaikan pada April sebesar US$84,1 juta, Brasil naik US$80,6 juta dan Amerika Serikat tumbuh US$28, 8 juta secara bulanan.

Sementara itu, BPS juga melaporkan realisasi impor sepanjang April 2020 mengalami penurunan 18,58 persen secara tahunan menjadi US$12,54 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$15,40 miliar.

Sementara itu, secara month-on-month (mom) impor pada April 2020 terjadi penurunan 6,10 persen dari posisi Maret 2020, yakni dari  sebesar 13,35 miliar menjadi US$12,54 miliar.

"Penurunan impor yang cukup curam terjadi dari sisi migas, sementara nonmigas relatif landai," tutur Suhariyanto.

Dia menerangkan impor non migas turun 11,24 persen secara year-on-year (yoy), sedangkan impor migas turun tajam 61,74 persen.

Data BPS juga menunjukkan adanya penurunan nilai impor secara tahunan maupun secara bulanan. Secara bulanan, impor barang konsumsi turun 4,03 persen, bahan baku/penolong menyusut 9,00 persen, barang modal naik 9,00 persen.

Sementara itu, secara tahunan penurunan barang konsumsi turun 16,57 persen, bahan baku/penolong menciut 19,13 persen, dan barang modal turun 17,11 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper