Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai total impor Indonesia sepanjang Januari-April 2020 turun 7,78 persen secara tahunan menjadi US$51,71 miliar. Sementara, impor nonmigas Indonesia pada periode yang sama turun 7,25 persen menjadi US$45,51 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, mayoritas impor barang utama nonmigas berdasarkan HS dua digit mengalami penurunan yang selama Januari-April 2020 secara tahunan.
Di sisi lain, impor barang konsumsi sepanjang Januari-April 2020 turun 0,02 persen menjadi US$4,84 miliar secara year on year (yoy). Impor bahan baku dan penolong pada periode yang sama turun 7,03 persen secara tahunan menjadi US$39,05 miliar dan impor barang modal merosot 14,12 persen menjadi 7,83 persen.
“Penurunan impor bahan baku penolong ini perlu dicermati dan diwaspadai karena impor produk ini berpengaruh ke aktivitass industri dan perdagangan secara umum. Sementara itu penurunan impor barang modal akan berpengaruh pembentukan modal burto dan laju investasi terhadap perekonomian kita,” katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (15/5/2020).
Sementara itu, BPS juga melaporkan realisasi impor sepanjang April 2020 mengalami penurunan 18,58 persen secara tahunan menjadi US$12,54 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai US$15,40 miliar.
Sementara itu, secara month-on-month (mom) impor pada April 2020 terjadi penurunan 6,10 persen dari posisi Maret 2020, yakni dari sebesar 13,35 miliar menjadi US$12,54 miliar.
Baca Juga
Suhariyanto menerangkan impor non migas turun 11,24 persen secara year-on-year (yoy), sedangkan impor migas turun tajam 61,74 persen.
Data BPS juga menunjukkan adanya penurunan nilai impor secara tahunan maupun secara bulanan. Secara bulanan, impor barang konsumsi turun 4,03 persen, bahan baku/penolong menyusut 9,00 persen, barang modal naik 9,00 persen.
Sementara itu, secara tahunan penurunan barang konsumsi turun 16,57 persen, bahan baku/penolong menciut 19,13 persen, dan barang modal turun 17,11 persen.