1. Rapid Test dan PCR Lebih Baik Ditiadakan, Ini Alasannya
Pemerintah sebaiknya meniadakan persyaratan melampirkan dokumen kesehatan baik tes cepat (rapid test) maupun uji pangkal tenggorokan dan hidung (swab) lewat metode PCR ketimbang melonggarkan dengan memperpanjang masa berlaku hasil tes keduanya menjadi 14 hari.
Pemerhati penerbangan yang juga anggota Ombudsman Alvin Lie menjelaskan tidak ada negara lainnya yang mewajibkan tes bagi warganya yang hendak bepergian. Menurutnya, jika memang tujuan pemerintah agar masyarakat tetap merasa aman dalam bepergian lebih baik test dilakukan berkaca pada strategi yang dilakukan oleh Korea Selatan.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Sri Mulyani Sibak Tabir di Balik Kemarahan Jokowi
Di tengah tekanan dari berbagai pihak terkait dengan anggaran Covid-19, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya bicara 'blak-blakan' di depan DPR RI.
Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI yang tadinya hanya membahas tentang kebijakan penempatan uang pemerintah di bank BUMN menjadi tempat mantan petinggi Bank Dunia tersebut untuk meluapkan 'isi dapur' bendahara negara.
Baca berita selengkapnya di sini.
3. Siapkan Regulasi untuk Pajak Sepeda? Kemenhub: Itu Tidak Benar
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberikan klarifikasi terkait dengan pemberitaan di beberapa media online yang menyebutkan bahwa pihaknya sedang menyiapkan regulasi terkait pajak sepeda.
Adita Irawati, Juru Bicara Kementerian Perhubungan, dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/6/2020) malam, menegaskan bawa hal tersebut tidak benar.
Baca berita selengkapnya di sini.
4. Lion Air Sediakan Rapid Test, Biayanya Cuma Rp95.000
Lion Air Group membuka layanan rapid test Covid-19 khusus penumpangnya dengan biaya Rp95.000, sudah termasuk surat keterangan sesuai hasil dengan masa berlaku 14 hari.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang M. Prihantoro mengatakan layanan rapid test Covid-19 diluncurkan bertepatan momentum 20 tahun Lion Air (2000 – 2020), sekaligus sebagai wujud komitmen dalam upaya mengakomodir kebutuhan setiap penumpang dalam mempersiapkan rencana perjalanan udara.
Baca berita selengkapnya di sini.
5. Perusahaan Berbondong Setop Beriklan di Facebook, Ini Daftarnya!
Semakin banyak perusahaan mencabut iklannya di Facebook Inc. sebagai bagian atas kritik atas konten berbahaya di situs media sosial tersebut.
Starbucks dan Diageo mengikuti Unilever, Coca-Cola Co. dan beberapa perusahaan lain yang berencana memangkas pengeluaran iklan guna mendorong Facebook dan media sosial lain membatasi ucapan kebencian dan posting yang memecah belah serta misinformasi.
Baca berita selengkapnya di sini.