Bisnis.com, JAKARTA — Meski dilanda pandemi Covid-19, aktivitas dan minat investor di pasar properti Asia Pasifik tetap menguat pada kuartal kedua.
Managing Director of Capital Markets & Investment Services Asia Colliers International Terence Tang mengatakan bahwa transaksi komersial dan industri berskala besar di banyak pasar membantu mengimbangi kelemahan di beberapa sektor lain.
"Kami telah mengamati tanda-tanda pemulihan yang muncul dan mendorong di kawasan ini yang telah tercermin dalam selera investor dan aktivitas investasi yang tetap kuat pada kuartal terakhir. Tren kenaikan yang sangat menggembirakan, transaksi meningkat di tengah volatilitas dan ketidakpastian ekonomi," ujarnya melalui siaran pers, Rabu (22/7/2020).
Sektor industri baik pusat logistik dan teknologi akan terus menarik minat investor mengingat serapan e-commerce yang kuat dan percepatan transformasi digital di seluruh kawasan, sedangkan minat terhadap aset kantor berkualitas di kota-kota besar tetap tinggi.
Managing Director of Capital Markets & Investment Services Australia & New Zealand John Marasco berharap adanya peningkatan aktivitas investasi pada paruh kedua tahun ini.
"Permintaan untuk aset kantor di kota-kota utama Australia harus tetap tinggi karena perusahaan mengaktifkan kebijakan kembali ke kantor', sedangkan investor juga mencari untuk membeli ke Selandia Baru," katanya.
Baca Juga
Tang menuturkan bahwa pasar properti di Jakarta mencerminkan penentuan kembali harga aset di tengah ketidakpastian akibat waktu yang tak terduga dari pemulihan Covid-19.
“Pasar properti Jakarta juga lambat untuk mencerminkan penentuan harga aset," katanya.
Lalu di Singapura, adanya keyakinan dan stabilitas diperkirakan kembali ke pasar pada kuartal mendatang, dibantu oleh langkah-langkah dukungan pemerintah dan peningkatan kondisi pasar saham.
Di Australia, masih menjadi favorit investor di kuartal kedua ditandai penyelesaian beberapa transaksi signifikan di kota-kota besar Australia.
Adapun, di Korsel, minat yang kuat dari investor institusi domestik, khususnya di distrik bisnis Gangnam Seoul, membantu mendorong total transaksi kantor sebanyak 2,5 triliun won atau setara US$2,1 miliar.