Bisnis.com, JAKARTA - Jaringan pasar yang kuat ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) dinilai sebagai modal utama yang memacu tingginya ekspor alat pelindung diri (APD) Indonesia usai pemerintah mencabut larangan ekspor.
Ketua Umum Ikatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (Ikatsi) Suharno Rusdi mengatakan kebanyakan eksportir APD juga telah mengekspor produk tekstil ke negara-negara tersebut.
“Pengusaha APD kita sudah memiliki jaringan pasar yang kuat karena pengusaha APD juga merupakan pengusaha garmen yang produknya sudah sejak lama merambah ke dua wilayah tersebut,” kata Suharno ketika dihubungi, Minggu (6/9/2020).
Penetrasi APD ke kawasan ini pun bisa dipahami dari sisi kemampuan produksi. Dia mencatat industri tekstil Eropa dan Amerika Serikat tidaklah semaju di negara-negara Asia. Hal ini juga disebabkan oleh selisih upah pekerja dan efisiensi produksi.
“Produk APD juga masuk ke Singapura, tetapi tidak besar sehingga tak mencolok seperti ke Eropa dan Amerika Serikat. Impor masker medis mereka besar karena semua kebutuhan APD mereka diimpor,” lanjutnya.
Dia pun memperkirakan impor masker medis oleh India yang tinggi terlepas dari kemampuan industri setempat memproduksi dipengaruhi pula oleh tingginya kasus infeksi Covid-19.
“Dengan masifnya peningkatan kasus Covid-19, industri masker bedah India tidak bisa memenuhi sehingga mereka mengimpor,” kata Suharno.
Ekspor medis Indonesia mengalami kenaikan drastis dari US$1.936 pada Juni menjadi US$395.475 pada Juli. Ekspor masker bedah dengan kode HS 63079040 paling besar tertuju ke Singapura dengan nilai US$183.405 disusul ke India dengan nilai US$149.600 pada periode tersebut.
Ekspor APD ke Eropa dan AS Besar, karena Punya Jaringan Kuat
Jaringan pasar yang kuat ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) dinilai sebagai modal utama yang memacu tingginya ekspor alat pelindung diri (APD) Indonesia usai pemerintah mencabut larangan ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Iim Fathimah Timorria
Editor : Sutarno
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu