Bisnis.com, JAKARTA – Sektor properti diyakini mengalami pemulihan yang dipimpin dan didorong penjualan rumah tapak. Sementara itu, saat ini dianggap merupakan waktu yang tepat untuk membeli hunian.
Pemerintah telah mengeluarkan insentif berupa pemangkasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk rumah tapak dan rumah susun. Stimulus yang diberlakukan mulai 1 Maret 2021 ini mulai memperlihatkan dampaknya di lapangan.
CEO Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan saat ini merupakan momentum bagi end user untuk bisa memiliki hunian. Pasalnya, belum pernah ada sebanyak ini stimulus yang diberikan pemerintah yang tidak hanya pengurangan PPN, tetapi juga suku bunga yang rendah dan uang muka 0 persen.
"Belum lagi kuota perumahan untuk masyarakat berpenghailsan rendah (MBR) yang ditambah pada tahun ini. Kami apresiasi kebijakan pemerintah untuk properti," ujarnya pada Rabu (26/5/2021).
Dia menuturkan insentif yang diberikan pemerintah ini membawa pertumbuhan unit terjual pada kuartal I/2021 mencapai 10,9 persen (qtq) atau sebanyak 1.914 unit. Adapun pada kuartal IV tahun 2020, pertumbuhan unit terjual mencapai 8,2 persen atau 1.726 unit.
Lalu nilai total penjualan rumah untuk kawasan Jabodetabek-Banten selama kuartal pertama tahun ini mencapai Rp1,25 triliun. Angka ini lebih tinggi 7,2 persen dibandingkan realisasi di kuartal terdahulu. Namun besaran pertumbuhan nilai penjualan di kuartal ini masih lebih rendah daripada tingkat kenaikan yang dibukukan di kuartal IV/2020 yaitu 8,5 persen.
Baca Juga
Namun, dia menggarisbawahi bahwa peningkatan itu terbatas untuk rumah siap huni, sedangkan pasar rumah inden sedikit tertahan
Sejumlah stimulus tersebut membawa dampak positif terhadap penjualan rumah di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Banten selama kuartal pertama tahun ini dimana rata-rata pertumbuhan penjualan di kawasan tersebut hingga 661 persen daripada realisasi di kuartal sebelumnya.
Jakarta mencatat pertumbuhan penjualan berdasarkan kuartalan tertinggi. Penjualan rumah siap huni di Jakarta selama kuartal I/2021 tumbuh 975 persen.
Banten menempati posisi kedua sebagai kawasan dengan pertumbuhan penjualan tertinggi, yaitu 790,5 persen. Lalu Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) membukukan pertumbuhan penjualan hingga 412,5 persen.
Untuk rumah inden mengalami pelemahan dengan kontraksi rata-rata 4,9 persen untuk kuartal pertama tahun ini. Hanya di Banten yang rumah inden tumbuh 5,2 persen. Untuk Jakarta dan Bodetabek, penjualan rumah inden turun masing-masing 53,1 persen dan 28,6 persen pada kuartal I/2021.
Dia memprediksi pada kuartal II terjadi peningkatan lebih tinggi lagi untuk penjualan rumah ready stock dengan melihat bahwa semakin banyak masyarakat yang mulai mengetahui relaksasi tersebut.
Ali mengutarakan pembeli harusnya dapat menangkap peluang ini, karena mungkin kebijakan ini tidak akan pernah terjadi lagi dalam satu dekade ke depan.
“Bila Anda membeli rumah seharga Rp1,1 miliar termasuk PPN, sekarang harga rumah tersebut menjadi Rp1 miliar. Jadi, jangan sampai kehilangan kesempatan karena properti adalah momentum. Rumah tapak ini juga akan jadi penggerak pemulihan propeeti," kata Ali.