Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui perwakilan RI akan kembali mempromosikan perekonomian dalam negeri ke kawasan Pasifik yang sempat menyerap nilai perdagangan Rp1 triliun pada dua tahun lalu.
Acara 2nd Pacific Exposition (PE 2) akan dilaksanakan pada 27 - 30 Oktober 2021 melalui virtual. Gelaran ini merupakan yang kedua setelah 1st Pacific Exposition (PE 1) di Auckland, Selandia Baru pada Juli 2019.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru dan negara sekeliling Pasifik Tantowi Yahya mengatakan kegiatan ini akan memberikan angin segar bagi pemulihan perekonomian Indonesia dan juga kawasan Pasifik yang kebanyakan roda ekonominya bergantung dari pariwisata.
Pacific Exposition merupakan pameran dagang, investasi dan pariwisata yang secara komprehensif mempertemukan pelaku bisnis dari seluruh negara di kawasan Pasifik termasuk Indonesia, Australia dan Selandia Baru.
Pada penyelenggaraan PE 1 berhasil mendatangkan lebih dari 5.000 pengunjung dan mencetak transaksi bisnis sebanyak lebih dari Rp1,04 triliun.
"Kita paling tidak menargetkan transaksi yang sama. Kami mempunyai optimisme karena tidak ada batasan ekshibitor yang mau ikut, yang menurut kami akan jauh lebih banyak dari yang pertama yang dilaksanakan secara fisik," katanya saat melakukan konferensi pers virtual pada Rabu (23/6/2021) siang.
Baca Juga
Dengan GDP total sebesar US$1,4 triliun, negara Pasifik menjadi salah satu kawasan yang potensial bagi Indonesia.
Selain itu ajang Pacific Exposition juga bermanfaat membuka akses pasar bagi Kawasan Indonesia Timur yang selama ini dikenal masih tertinggal kemajuan ekonominya, baik dalam bentuk barang maupun jasa seperti pariwisata.
Pada PE 2, enam Provinsi Timur Indonesia yakni Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Nusa Tenggara Timur juga akan berpartisipasi aktif sebagai wakil dari Indonesia bersama-sama dengan 19 negara Pasifik lain untuk melakukan promosi pariwisata dan perdagangan.
Di samping pariwisata, beberapa produk dalam negeri yang diminati pasar Pasifik pada ajang PE 1 di antaranya produk jadi, seperti makanan, dan juga barang setengah jadi.
Komoditas seperti kopi dari Indonesia menjadi primadona yang ditandai dengan transaksi yang cukup signifikan.
"Terjadi minat terhadap ikan tuna segar dan beku, kopi, kopra, cengkeh, pala, rumuput laut, produk rotan, ban mobil, dan percetakan alat transaksi pembayaran [milik PERURI]," terang Dubes Tantowi.
Selain pameran, PE 2 juga akan diisi
dengan high-level forum yang membahas isu-isu perikanan dan kesehatan yang menghadirkan menteri, pejabat dan pakar yang berpengalaman dalam menangani isu-isu terkait.