Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menilai bisnis kargo udara mampu bertahan di masa pandemi Covid-19.
Ketua Umum INACA Denon Prawiratmadja mengatakan sejak pandemi melanda Indonesia pada awal 2020 hingga sekarang, jumlah penumpang pesawat turun tajam hingga lebih dari 50 persen. Akibatnya, maskapai juga mengurangi jumlah penerbangan demi melakukan efisiensi biaya operasional.
Namun, bisnis kargo udara yang ternyata tidak banyak terpengaruh oleh pandemi ini. Hal ini karena komitmen pemerintah angkutan logistik, yang dalam hal ini kargo, tetap diizinkan untuk beroperasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kami melihat bisnis kargo udara Indonesia yang tahan banting saat pandemi," kata Denon, Minggu (18/7/2021).
Dia menjelaskan beberapa hal yang bisa membuat bisnis kargo udara bertahan. Pertama, tentunya dalam kondisi apapun, setiap manusia pasti memerlukan barang untuk memenuhi kebutuhannya.
Kedua, penerbangan menjadi salah satu pilihan kuat karena kondisi geografis Indonesia yang kepulauan. Ini karena penerbangan mempunyai beberapa kelebihan dibanding transportasi lain, seperti misalnya kecepatan, keselamatan dan keamanan, serta sanggup menghadapi berbagai cuaca.
Baca Juga
Denon menuturkan jumlah kargo udara yang diangkut maskapai nasional pada 2020 hanya turun sedikit dibanding penurunan jumlah penumpang. Data PT Angkasa Pura I 2020, lalu lalu lintas kargo udara yang dilayani adalah 436.049 ton, hanya turun sedikit dari 2019 yaitu 481.180 ton.
Pada kuartal I/2021, AP I sudah melayani lalu lintas 105.411 ton kargo udara dan diprediksi pada akhir 2021 jumlah kargo udara yang dilayani di 15 bandaranya mencapai 445.049 ton.
Denon berpendapat langkah Garuda Indonesia dalam mengoptimalkan angkutan kargo merupakan langkah yang tepat.
Sebelumnya, Garuda Indonesia melakukan optimalisasi bisnis kargo charter maupun berjadwal. Pada Mei 2021, emitem berkode GIAA berhasil membukukan pertumbuhan angkutan kargo hingga 35 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui lini bisnis kargo kini menjadi tumpuan pendapatan usaha perusahaan, di tengah penurunan trafik angkutan penumpang yang terjadi sejak tahun lalu dan berimbas terhadap perfoma kinerja finansial.