Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) menyoroti dampak pengurangan jumlah pesawat yang dioperasikan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) terhadap pemulihan industri penerbangan nasional pasca pandemi.
Sekretaris Jenderal INACA, Bayu Sutanto, mengatakan bahwa jika benar 15 pesawat Garuda saat ini dalam kondisi tidak beroperasi (grounded), maka hal itu akan langsung berdampak pada berkurangnya kapasitas kursi penumpang di sejumlah rute.
“Itu tentu akan memperlambat proses pemulihan setelah pandemi Covid-19,” kata Bayu kepada Bisnis, Senin (5/5/2025).
Bayu juga menambahkan kondisi ini juga mencerminkan tidak memadainya potensi pendapatan maskapai yang diatur melalui tarif batas atas (TBA) sejak 2019. Padahal, dua komponen biaya utama yakni harga avtur dan nilai tukar dolar AS sudah meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal tersebut, katanya, menyebabkan potensi pendapatan tidak cukup untuk membiayai operasional seperti sewa pesawat, pemeliharaan, suku cadang, dan avtur. Tingkat pengembalian investasi atau aset yang minim, bahkan negatif, membuat sektor ini kurang menarik bagi investor.
“Hanya di Indonesia yang masih memberlakukan sistem tarif batas atas seperti ini.”
Baca Juga
Sebelumnya, GIAA dikabarkan menghentikan operasional sementara (grounded) setidaknya 15 pesawat akibat biaya perawatan.
Berdasarkan pemberitaan Bloomberg, GIAA menghentikan sementara 15 pesawat dikarenakan kesulitan membayar biaya perawatan pesawat. Beberapa pemasok untuk maskapai nasional Indonesia itu juga meminta pembayaran di muka untuk suku cadang dan jasa, karena kekhawatiran terhadap kondisi keuangan Garuda.
GIAA sendiri mengakui sebanyak 15 pesawat miliknya saat ini masih menunggu perawatan rutin termasuk penggantian suku cadang yang ditargetkan akan dilaksanakan tahun ini.
Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi mengatakan saat ini terdapat 1 armada Garuda Indonesia dan 14 armada Citilink yang tengah menunggu percepatan penjadwalan perawatan rutin berupa proses heavy maintenance, termasuk penggantian suku cadang, untuk kembali siap beroperasi.
“Keseluruhan proses perawatan armada tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini,” kata Rahmad Hanafi, Senin (5/5/2025).