Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Grounded 15 Pesawat, INACA Buka Suara

INACA menyoroti dampak pengurangan jumlah pesawat yang dioperasikan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) ke industri penerbangan.
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (INACA) menyoroti dampak pengurangan jumlah pesawat yang dioperasikan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) terhadap pemulihan industri penerbangan nasional pasca pandemi.

Sekretaris Jenderal INACA, Bayu Sutanto, mengatakan bahwa jika benar 15 pesawat Garuda saat ini dalam kondisi tidak beroperasi (grounded), maka hal itu akan langsung berdampak pada berkurangnya kapasitas kursi penumpang di sejumlah rute. 

“Itu tentu akan memperlambat proses pemulihan setelah pandemi Covid-19,” kata Bayu kepada Bisnis, Senin (5/5/2025).

Bayu juga menambahkan kondisi ini juga mencerminkan tidak memadainya potensi pendapatan maskapai yang diatur melalui tarif batas atas (TBA) sejak 2019. Padahal, dua komponen biaya utama yakni harga avtur dan nilai tukar dolar AS sudah meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal tersebut, katanya, menyebabkan potensi pendapatan tidak cukup untuk membiayai operasional seperti sewa pesawat, pemeliharaan, suku cadang, dan avtur. Tingkat pengembalian investasi atau aset yang minim, bahkan negatif, membuat sektor ini kurang menarik bagi investor.

“Hanya di Indonesia yang masih memberlakukan sistem tarif batas atas seperti ini.”

Sebelumnya, GIAA dikabarkan menghentikan operasional sementara (grounded) setidaknya 15 pesawat akibat biaya perawatan. 

Berdasarkan pemberitaan Bloomberg, GIAA menghentikan sementara 15 pesawat dikarenakan kesulitan membayar biaya perawatan pesawat. Beberapa pemasok untuk maskapai nasional Indonesia itu juga meminta pembayaran di muka untuk suku cadang dan jasa, karena kekhawatiran terhadap kondisi keuangan Garuda.

GIAA sendiri mengakui sebanyak 15 pesawat miliknya saat ini masih menunggu perawatan rutin termasuk penggantian suku cadang yang ditargetkan akan dilaksanakan tahun ini.

Direktur Teknik Garuda Indonesia Rahmat Hanafi mengatakan saat ini terdapat 1 armada Garuda Indonesia dan 14 armada Citilink yang tengah menunggu percepatan penjadwalan perawatan rutin berupa proses heavy maintenance, termasuk penggantian suku cadang, untuk kembali siap beroperasi. 

“Keseluruhan proses perawatan armada tersebut direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ini,” kata Rahmad Hanafi, Senin (5/5/2025).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper