Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Kantongi Fasilitas Kredit Bank US$1 Miliar untuk Proyek Smelter

Pembiayaan utang tambahan juga sedang direncanakan dengan biaya semua utang tersebut dibagi 49 persen oleh FCX dan 51 persen oleh PT Inalum (Persero).
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja
Truk diparkir di tambang terbuka tambang tembaga dan emas Grasberg di dekat Timika, Papua, pada 19 September 2015./ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA --  Freeport-McMoRan Inc. (FCX), salah satu pemegang saham PT Freeport Indonesia (PTFI), mengungkapkan bahwa PTFI baru-baru ini mengantongi fasilitas kredit bank senilai US$1 miliar untuk membiayai proyek smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur.

"PTFI baru-baru ini menandatangani fasilitas kredit bank senilai US$1 miliar, 5 tahun, tanpa jaminan untuk memajukan proyek-proyek ini," ujar Chairman & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dalam laporan kinerja kuartal II/2021, yang dikutip Minggu (25/7/2021).

Pembiayaan utang tambahan juga sedang direncanakan dengan biaya semua utang tersebut dibagi 49 persen oleh FCX dan 51 persen oleh PT Inalum (Persero).

FCX memerincikan rencana pembangunan smelter di Gresik akan dilanjutkan dengan dua cara. Pertama, ekspansi kapasitas fasilitas smelter tembaga yang sudah ada di Gresik hingga 300.000 metrik ton konsentrat atau 30 persen dari kapasitas saat ini. Estimasi biayanya diperkirakan mencapai US$250 juta.

Freeport sebelumnya telah membangun fasilitas smelter tembaga di Gresik yang kini dikelola oleh PT Smelting-Gresik. Kapasitas inputnya saat ini mencapai sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan menghasilkan produk utama katoda tembaga sebesar 300.000 ton per tahun. Fasilitas smelter tersebut memurnikan kurang lebih 40 persen dari produksi konsentrat tembaga Freeport.

Kedua, dengan adanya ekspansi smelter PT Smelting, kapasitas smelter baru di Gresik diturunkan dari 2 juta metrik ton menjadi 1,7 juta metrik ton konsentrat per tahun. Pada 15 Juli 2021, Freeport dan PT Chiyoda International Indonesia menandatangani kontrak kerja sama kegiatan engineering, procurement, dan construction (EPC) untuk smelter baru tersebut dengan perkiraan biaya US$2,8 miliar.

Selain itu, Freeport juga membangun fasilitas precious metal refinery (PMR) untuk mengolah lumpur dari PT Smelting dan smelter baru di Gresik dengan perkiraan biaya sekitar US$250 juta.

Freeport akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pembangunan smelter tembaga di kawasan Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dan batal melakukan kerja sama dengan investor asal China, Tsingshan Steel.

Vice President Corporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama mengatakan bahwa rencana kerja sama dengan Tsingshan untuk membangun smelter di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara tidak berlanjut karena tidak tercapai kesepakatan.

"Ada term dengan Tsingshan yang tidak ketemu deal-nya. Lebih baik bangun sendiri di Gresik," kata Riza kepada Bisnis, Kamis (15/7/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper