Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan isu perubahan iklim yang merupakan fenomena global memiliki dampak yang sama besarnya dengan pandemi Covid-19.
Dia mengatakan saat ini banyak negara berupaya agar suhu dunia tidak meningkat sehingga implikasi katastropik dapat terhindarkan. Namun, dampak yang lebih parah dari perubahan iklim pun, imbuhnya, akan dirasakan oleh sebanyak 1,5 miliar pekerja di dunia.
“Kita semua tahu ancaman perubahan iklim akan mempengaruhi 1,5 miliar pekerja di dunia,” katanya dalam acara ESG Capital Market Summit secara virtual, Selasa (27/7/2021).
Oleh karena itu, Sri mengatakan transisi pembangunan dengan emisi karbon yang rendah akan sangat mempengaruhi kebijakan serta tindakan yang harus dilakukan, tidak hanya di level pemerintah, tetapi juga di level swasta, korporasi, dan masyarakat.
Menurutnya, Indonesia perlu turut berpartisipasi dalam menangani risiko perubahan iklim dan bersiap untuk membentuk tatanan global yang baru.
“Indonesia tidak seharusnya dalam situasi menunggu dan defensif dan kemudian negara lain atau otoritas lain membuat regulasi baru kita tergopoh-gopoh menyesuaikan,” tuturnya.
Dia menyampaikan, Indonesia harus menjadi negara yang ikut membentuk dan mempengaruhi, bahkan berperan dalam mengambil keputusan untuk menentukan hal yang akan dilakukan semua negara di dunia dalam rangka menghadapi ancaman perubahan iklim.
“Indonesia sebagai negara middle income merepresentasikan kepentingan yang berbeda dengan negara yang sudah relatif maju. Namun, ini tidak berarti kita tidak bisa ikut menentukan, membentuk, bahkan ikut dalam menyumbangkan berbagai pembahasan di level global, regional, dan di negeri kita sendiri,” jelasnya.