Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah tengah memasuki tahap pranegosiasi ihwal Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif atau CEPA bersama dengan empat negara anggota blok perdagangan regional Mercosur. Keempat negara itu di antaranya Brazil, Argentina, Paraguay dan Uruguay.
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan penjajakan kerjasama dagang dengan kawasan itu diharapkan dapat memperbaiki defisit neraca perdagangan dengan Brazil dan Argentina yang cukup lebar.
“Kita dengan Argentina dan Brazil kan defisit. Indonesia ingin seimbangkan trade-nya,” kata Made melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Kamis (14/10/2021).
Lewat pakta dagang itu, Made berharap tarif ekspor ke negara-negara kawasan Mercosur dapat turun signifikan untuk mendorong kinerja ekspor dalam negeri.
“Kalau tarif ke sana turun maka ekspor Indonesia bisa naik, kita sedang mempersiapkan berbagai hal sebelum berunding segera,” kata dia.
Adapun neraca perdagangan Indonesia dengan Brasil pada tahun ini mencatatkan defisit hingga US$841,6 juta atau turun sebesar 25,16 persen dari defisit tahun 2020 yang mencapai US$1,12 miliar.
Malahan, defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Argentina pada tahun ini mencapai US$1,21 miliar atau turun 2,99 persen dari defisit tahun 2020 yang melebar hingga US$1,24 miliar.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mendorong peningkatan kerjasama dagang Indonesia bersama dengan negara-negara yang terletak di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia.
Komitmen itu disampaikan Lutfi saat memberi keterangan dalam sesi pleno Forum Bisnis 2021 Indonesia-Latin America and the Caribbean (INA-LAC) yang bertajuk Recover Together Recover Stronger yang difasilitasi oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia, Kamis (14/10/2021).
“Acara ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, karena ekonomi kita begitu komplementer, ada banyak sektor yang bisa kita kolaborasikan,” kata Lutfi.
Indonesia, kata Lutfi, membutuhkan pasokan produk pertanian, produk berbasis sumber daya, produk manufaktur dan jasa dari negara-negara di kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia itu. Di sisi lain, dia menambahkan, eksportir Indonesia dapat menyediakan berbagai produk makanan olahan, barang setengah jadi hingga produk manufaktur.
“Saya yakin untuk meningkatkan kinerja perdagangan antar negara kita tidak hanya harus menjual banyak tetapi juga membeli banyak barang,” kata dia.
Adapun kinerja ekspor Indonesia pada tahun ini ke negara-negara kawasan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia sudah menyentuh sekitar US$1,7 miliar atau meningkat 54,8 persen jika dibandingkan dengan torehan tahun lalu.
Di sisi lain, impor dari kawasan itu turut menunjukkan pertumbuhan yang positif sebesar 4,17 persen jika dibandingkan tahun lalu.