Bisnis.com, JAKARTA – Institut Studi Transportasi (Instran) menilai pembangunan Stasiun Padalarang sebagai hub integrasi dengan moda kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) belum tentu menarik calon pengguna yang memiliki kepentingan bisnis.
Direktur Eksekutif Instran Deddy Herlambang mengatakan dari sisi waktu tempuh, KCJB sangat cepat karena hanya memerlukan waktu selama 36 menit. Namun, KCJB ini menjadi tidak efektif karena pengguna masih harus direpotkan ke pinggiran Jakarta yakni melalui stasiun Halim terlebih dahulu.
Setelah itu, lanjutnya, pengguna juga masih harus turun di Padalarang yang masih memerlukan konektivitas dengan angkutan lain. Kondisi tersebut belum tentu membuat pengguna KCJB nyaman dengan banyaknya transit yang mesti dilakukan.
“Apabila telah ada skenario akan ada integrasi dengan KA lokal di Padalarang bagus juga tapi masih belum menjanjikan untuk pengguna yang untuk keperluan bisnis,” ujarnya, Minggu (24/10/2021).
Menurutnya, alternatif lain masih diperlukan untuk short cut jalan tol dari Stasiun Padalarang menuju Tol Pasteur Bandung. Dengan demikian hal tersebut dapat meminimalisir transit apabila tujuan pengguna ada di Bandung barat atau bandung utara.
Demikian pula di Halim, sambungnya, memerlukan adanya akses short cut tol langsung dari atau ke Tol Cawang atau MT Haryono menuju stasiun KCJB di Halim. Deddy berpendapat short cut ini lebih menjual KCJB dibandingkan dengan integrasi itu sendiri karena segmen pengguna ini berbeda segmen dengan pengguna komputer yang tidak mempersoalkan dengan transit antar moda
Baca Juga
Deddy menjelaskan sebetulnya jarak KCJB sepanjang 142 km dengan waktu tempuh selama 36 menit terlalu pendek untuk digeber dengan kecepatan maksimal 350 kmh. Dia pun membandingkan pengoperasian kereta cepat di negara lain yang pada umumnya memiliki jarak infrastruktur rata-rata 400 km. Sementara KCJB hanya berjarak 142 km itu berhenti 3 kali perhentian ( 3 stasiun ), paling dapat mencapai kecepatan puncak (350 kmh) ketika masuk petak Karawang – Padalarang karena berjarak kurang lebih 100 km.
Dia pun membeberkan dari sisi lokasi stasiun, dari Jakarta, berangkat dari Halim juga bukan dari tengah kota Jakarta sehingga memerlukan ekstra perjalanan sendiri karena menuju Halim sudah macet bila lewat jalan raya/tol. Pada kondisi normal sebelum pandemi, rata-rata memerlukan waktu 1-2 jam menuju Kawasan Halim.
Dengan demikian, waktu tempuh Jakarta – Bandung dengan KCJB pun tak dapat dikatakan hanya selama 36 menit. Seperti yang selama ini diklaim.
“Bila ke Halim memerlukan waktu berapa jam dan turun di Padalarang lalu ke Kota Bandung memerlukan waktu berapa jam lagi ? sehingga travel time HSR ini tidak bisa hanya mengatakan hanya 36 menit. Mungkin dapat mencapai 2 jam dari total waktu perjalanan,” ujarnya.
Setelah diperhitungkan, waktu tempuh tersebut sama saja dengan menggunakan kendaraan pribadi ke Bandung via tol, apalagi dengan rombongan dalam 1 mobil akan lebih murah lagi. Tol layang Jakarta – Cikampek pun telah usai, travel time Jakarta – Bandung via tol kembali normal cukup 2 jam.
“Tentunya kita ingin jujur kepada publik, KA cepat ini sejatinyanya bukan KA Cepat Jakarta – Bandung karena kenyataan tidak sampai di Kota Bandung namun terakhir sampai di Tegalluar atau sebelumnya transit di Padalarang,” jelasnya.