Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) mengklaim dapat menghemat Rp20,6 miliar per tahun dari pengoperasian Gardu Induk (GI) 150 kilo volt Kalselteng 1 town feeder transformator (TFT) di Desa Tumbang Kajuei, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat Didik Mardiyanto mengatakan, pengoperasian GI Kalselteng 1 TFT akan mengurangi penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Tumbang Jutuh dan Tumbang Talaken.
Dengan begitu, PLN dapat menghemat biaya operasional hingga Rp20,6 miliar per tahun dari pengoperasian GI berkapasitas 30 mega volt ampere (MVA) tersebut.
“Saat ini 2.850 pelanggan sebelumnya disuplai melalui PLTD Tumbang Jutuh dan Tumbang Talaken, dengan hadirnya listrik PLN ini, kami berharap aktivitas warga jadi semakin mudah, dan tentunya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Tumbang Jutuh dan Desa Tumbang Talaken, serta desa-desa disekitarnya,” katanya melalui keterangan resmi, Minggu (6/2/2022).
Didik menuturkan, GI Kalselteng 1 TFT akan mengalirkan pasokan listrik dari pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) IPP Kalselteng 1 berkapasitas 200 megawatt (MW).
Nantinya, GI Kalselteng 1 TFT akan menyuplai listrik warga yang berada di Kecamatan Rungan dan Kecamatan Manuhing, di Kabupaten Gunung Mas, serta warga lain di sekitarnya.
“Dengan hadirnya infrastruktur ini, tentunya akan meningkatkan keandalan listrik bagi pelanggan. Kami berharap dengan suplai listrik yang maksimal dapat meningkatkan geliat ekonomi warga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, warga di Desa Tumbang Jutuh dan Tumbang Talaken menikmati listrik 18 jam per hari. Akan tetapi, saat ini kelistrikan di wilayah tersebut telah tersambung dengan sistem Kalimantan, sehingga masyarakat bisa menikmati listrik 24 jam.
Adapun, pembangunan GI Kalselteng 1 TFT menelan investasi sebesar Rp12 miliar dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 31,82 persen.
Selain itu, GI tersebut juga telah memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) dari PLN Pusat Sertifikasi. SLO merupakan bukti pengakuan formal suatu instalasi listrik telah berfungsi sesuai persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasikan.
Selain memperoleh SLO untuk GI Kalselteng 1 TFT, PLN juga memperoleh SLO untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai (Peaker) Stage 2 Unit 13 berkapasitas 140 MW .
PLN juga menargetkan mampu menyelesaikan pembangunan jaringan interkoneksi antara sistem kelistrikan Barito di Kalimantan Tengah dan sistem Khatulistiwa di Kalimantan Barat, melalui proyek SUTT 150 kV Pangkalan Bun–Sukamara dan Sukamara–Kendawangan.
Hadirnya interkoneksi sistem kelistrikan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat bertujuan agar setiap sistem kelistrikan di Kalimantan dapat terhubung dan saling menopang satu dengan lainnya.