Bisnis.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics (Core) memprediksi permintaan agregat masyarakat atas bahan kebutuhan pokok atau Bapok bakal naik signifikan seiring dengan tren pelandaian pandemi pada tahun ini.
Direktur Eksekutif Core Mohammad Faisal mengatakan permintaan masyarakat secara keseluruhan itu bakal didorong oleh daya beli dari kalangan menengah ke atas yang masih kuat selama pandemi. Malahan kata Faisal, terdapat kecenderungan pendapatan masyarakat kelas menengah ke atas itu meningkat selama 2 tahun terakhir.
“Permintaan agregat saya rasa tetap meningkat karena daya dorong permintaan kalangan menengah atas tetap lebih besar, tapi kenaikannya ini tertahan karena daya beli kalangan bawah yang melemah,” kata Faisal melalui pesan WhatsApp, Rabu (30/3/2022).
Kendati demikian, Faisal menggarisbawahi, daya beli masyarakat kalangan bawah bakal tergerus akibat reli kenaikan harga bahan pokok yang dipicu karena krisis energi dan sentimen geopolitik di kawasan Eropa Timur yang masih berlanjut.
“Jadi kenaikan bahan pokok akan semakin menggerus daya beli kalangan bawah,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tengah mewaspadai potensi melonjaknya permintaan masyarakat atas barang kebutuhan pokok atau Bapok di tengah tren pelandaian pandemi Covid-19 pada awal tahun ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan kementeriannya khawatir pasokan Bapok yang bertopang pada aktivitas impor bakal terganggu akibat meningkatnya permintaan dalam negeri sementara harga di pasar dunia terus mengalami fluktuasi akibat sentimen geopolitik di kawasan Eropa Timur.
“Kemendag terus memantau harga komoditas internasional dan situasi geopolitik akibat konflik Rusia-Ukraina yang mengganggu pasokan khususnya Bapok yang bersumber dari impor seperti kedelai dan tepung terigu,” kata Oke saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (30/3/2022).