Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sepakat untuk mendorong pelaksanaan 5 rekomendasi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas (Migas) di tengah momentum harga minyak mentah dunia yang masih tinggi.
“Rekomendasi yang ada mencerminkan kebutuhan riil dari industri hulu migas, dan kami berharap para pemangku kepentingan memberikan dukungannya untuk merealisasikan rekomendasi tersebut," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada penutupan CEO Forum ke-2 seperti dikutip dari siaran pers, Selasa (12/7/2022).
Kelima rekomendasi itu berkaitan dengan rencana kerja dan strategi jangka pendek dan panjang untuk memenuhi produksi 1 juta BOPD minyak bumi dan 12 BSCFD. Pertama, inventarisasi program jangka pendek dalam waktu 3 bulan lewat peningkatan produksi migas kuantitatif per jenis kegiatan.
Kedua, pemangku kepentingan mengkaji cost and benefit terkait dengan program peningkatan produksi yang massif, agresif dan efisien, serta dampaknya pada kinerja produksi. Ketiga, peningkatan produksi, khususnya untuk program Filling The Gap.
Keempat, pendalaman mekanisme EOR, jika dapat diimplementasikan, terkait pemetaan potensi pengembangan baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk variasi jenis chemical yang dapat dipergunakan.
Adapun, rekomendasi yang kelima adalah penyiapan WP&B 2023 secara massif, agresif dan efisien sesuai dengan komitmen-komitmen kepada Pemerintah dan Long Term Planning.
“Saat ini kita sudah memiliki buku panduan harga migas Semester I dan saya berharap sudah dipergunakan untuk membantu perencanaan dan operasional komersialisasi migas sehingga akan didapatkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan optimalisasi penerimaan negara dan KKKS," ujarnya.
SKK Migas melaporkan torehan investasi pada kegiatan hulu Migas nasional baru mencapai US$4,8 miliar atau setara dengan Rp71,93 triliun, kurs Rp14.986, pada semester pertama 2022. Torehan itu relatif kecil di tengah momentum harga minyak mentah dunia yang masih tertahan tinggi hingga pertengahan tahun ini.
Dia mengakui momentum harga komoditas itu tidak secara langsung berdampak positif pada minat investor dan KKKS untuk menanamkan modal mereka pada industri hulu Migas dalam negeri.
Kendati demikian, dia optimis, masa pemulihan dari pandemi pada paruh kedua tahun ini bakal turut memperbaiki kinerja investasi dan produksi pada kegiatan hulu Migas nasional.
Adapun, dalam pertemuan CEO Forum ke-2, SKK Migas bersama dengan CEO KKKS sepakat menjalankan lima rekomendasi dalam rangka peningkatan kinerja hulu Migas Nasional dengan jangka waktu pendek hingga 2030.
“Saya menyampaikan apresiasi atas apa yang kita capai pada pertemuan ini, namun saya mengingatkan bahwa ini baru langkah awal saja, maka implementasinya menjadi paling utama. SKK Migas akan melakukan pemantauan atas kesepakatan dalam CEO Forum 2022,” ujar Dwi.