Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk menunda jadwal planned shutdown atau penghentian sementara untuk perawatan Lapangan Banyu Urip hingga Januari 2026.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, apabila proses perawatan atau maintenance dilakukan sesuai jadwal pada September mendatang maka produksi minyak dalam negeri akan turun drastis.
“Kalau maintenance berarti dimatiin [produksi] selama seminggu berarti kehilangan produksi bisa 180.000 barel per hari, kalau seminggu berapa, kita kan mau capai 605.000 bopd dulu, maintenance tunda 3 bulan sampai Januari, kan bisa,” kata Djoko saat ditemui di kompleks DPR RI, Rabu (2/7/2024).
Apalagi, Exxon merupakan salah satu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang berkontribusi besar terhadap produksi migas di Indonesia. Dalam catatan SKK Migas, produksi minyak dan gas Exxon mencapai 159.000 barel setara minyak per hari (boepd) dan lifting 152.000 boepd per Mei 2025.
Adapun, Exxon telah merampungkan pengeboran tujuh sumur pada paruh pertama 2025. Dengan begitu, lifting minyak dari Blok Cepu disebut dapat mencapai 180.000 barel per hari (bopd) pada semester II/2025.
Berdasarkan perkiraan Djoko, apabila Exxon tetap melakukan planned shutdown maka lifting minyak nasional hanya dapat berada di kisaran 580.000 bopd, sementara pemerintah menargetkan 605.000 bopd pada tahun ini.
Baca Juga
“Untuk itu, kami berharap dukungan Komisi XII untuk berbicara, kita bersama-sama dengan Exxon agar perawatan maitanence-nya ditunda di Januari 2026,” tuturnya.
Dia meminta agar shutdown atau penghentian sementara produksi ditunda hingga Januari atau ketika sumur masyarakat telah optimal berproduksi dan terserap sehingga tidak mengganggu produksi migas 2026.
"Mohon dukungan komisi XII untuk berupaya kita bicara dengan ExxonMobil akan perawatan maintenance-nya ditunda ke Januari karena kalau dilakukan harus ditutup dulu semua produksinya," jelasnya.
Di sisi lain, SVP ExxonMobil Cepu Limited Muhammad Nurdin menerangkan pihaknya berharap lewat produksi sumur-sumur baru maka produksi dari Blok Cepu dapat mencapai 151.000 bopd rata-rata setahun.
“Sedangkan target tahun depan kurang lebih adalah 145.000 barel per hari, ini juga nanti akan kami evaluasi karena 145.000 ini belum mencakup terkait update bagaimana performance dari empat sumur baru,” jelasnya.
Adapun, Exxon mendapatkan tambahan produksi setelah proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) dimulai yang mencakup pengeboran empat sumur produksi baru.
Sebelum penambahan, Lapangan Banyu Urip memproduksi 150.000 barel per hari. Kini, angkanya naik menjadi 180.000 barel atau setara dengan 25% lifting minyak nasional.
Total investasi di Blok Cepu mencapai US$4 miliar dan telah menyumbang US$30 miliar bagi penerimaan negara, serta meningkatkan penerimaan asli daerah (PAD) di Bojonegoro dan Cepu.