Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi inflasi yang menghadang berbagai negara ternyata tidak menghentikan warganya untuk melakukan wisata luar negeri. Hal tersebut tercermin dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang tercatat terus menunjukkan tren kenaikan.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal menyampaikan kunjungan wisman tahun ini lebih bagus dari tahun lalu sejalan dengan pandemi Covid-19 yang sudah semakin terkendali di berbagai negara.
Akibatnya, pendapatan masyarakat sudah mulai membaik, sehingga mendorong daya beli masyarakat untuk berwisata, meskipun inflasi di berbagai negara tengah menunjukkan angka yang cukup tinggi.
“Jadi inflasi memang akan mempengaruhi dari sisi disposable income mereka, tetapi bukan berarti tidak dapat berwisata,” ujarnya, Kamis (1/9/2022).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Juli 2022 sebanyak 477.000 kunjungan, naik 38,08 persen secara month-to-month (mtm), dengan kunjungan tertinggi melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai, Bali.
Secara kumulatif sepanjang Januari hingga Juli 2022, kunjungan wisman tercatat sebanyak 1.220.180 kunjungan. Adapun lima negara teratas yang menyumbang wisman, yakni Australia, Malaysia, Singapura, India, dan Amerika Serikat.
Bila melihat dari segi inflasi, kelima negara tersebut tengah menghadapi inflasi yang lebih tinggi dari Indonesia.
Mengacu pada data Trading Economics per 1 September 2022, Inflasi Australia tercatat 6,10 persen pada Juni 2022, Malaysia 4,4 persen (Juli 2022), Singapura 7 persen (Juli 2022), India 6,71 persen (Juli 2022), dan Amerika Serikat sebesar 8,5 pada Juli 2022.
Sebetulnya, lanjut Faisal, inflasi bukannya tidak berpengaruh, namun bagi kalangan menengah atas relatif lebih rendah pengaruhnya dibandingkan kalangan menengah bawah di semua negara.
“Sementara yang wisatawan mancanegara ini kan berwisata, cross border sebetulnya itu identik dengan konsumsi yang dilakukan oleh kalangan menengah atas yang memiliki disposable income yang lebih banyak,” lanjutnya.
Semakin meningkatnya kunjungan tersebut diharapkan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus membaik.
“Ke depan saya rasa tetap akan terus meningkat kunjungan wisman ini apalagi kali Indonesia ada event internasional, seperti G20 di November, itu ikut mendongkrak, terutama di Bali, saya rasa memang akan pelan-pelan tapi pasti akan terus meningkat kunjungan wisman,” paparnya.
Kepala BPS Margo Yuwono pun menyampaikan bahwa kenaikan tersebut menjadi kabar baik bagi dunia pariwisata dan tentunya pertanda membaiknya perekonomian.
“Ini tertinggi sejak periode awal pandemi [Covid-19], jadi ini kabar menggembirakan, karena wisatawan memberikan efek ganda yang besar dalam perekonomian, jadi dengan membaiknya pariwisata kami berharap bisa memberikan kontribusi terhadap pemulihan ekonomi,” ujarnya dalam Rilis BPS secara virtual, Kamis (1/9/2022).
Adapun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan pada tahun ini kunjungan wisman di kisaran 1,8 hingga 3,6 juta kunjungan, dan akan terus ditingkatkan secara bertahap.
Dunia Digempur Inflasi, Indonesia Banjir Kunjungan Wisman
Tingginya inflasi yang menghadang berbagai negara ternyata tidak membendung niat warganya untuk berwisata ke Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Annasa Rizki Kamalina
Editor : Amanda Kusumawardhani
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
12 menit yang lalu
Sritex Ajukan PK Usai Kasasi Pailit Ditolak Mahkamah Agung
55 menit yang lalu