Bisnis.com, JAKARTA – Twitter Inc digugat oleh pemegang saham karena menyembunyikan masalah operasional di platform media sosial populer dan memecat pelapor yang berusaha mengatasi masalah tersebut.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (15/9/2022), co-founder Twitter Jack Dorsey, Chief Executive Officer Parag Agrawal, dan manajer lainnya dituduh melanggar undang-undang sekuritas federal dengan membuat pernyataan palsu terkait kesalahan operasional untuk meningkatkan harga saham.
Gugatan tersebut diajukan oleh salah satu pemegang saham, William Baker, di pengadilan federal di California, Selasa (13/9/2022).
Baker menuduh Agrawal dan eksekutif Twitter lainnya sudah berulang kali mencegah whistleblower Peiter Zatko untuk memberikan laporan lengkap terkait masalah keamanan platform tersebut kepada dewan direksi perusahaan.
Seperti diketahui, Zatko adalah kepala keamanan komputer Twitter pada saat itu.
Gugatan tersebut mungkin menjadi yang pertama yang menggunakan tuduhan whistleblower sebagai alasan bagi investor untuk meminta pertanggungjawaban eksekutif Twitter atas dugaan kesalahan penanganan terhadap kekhawatiran Zatko.
Baca Juga
Gugatan tersebut menargetkan status class action atas nama semua pemegang saham Twitter yang memiliki saham selama periode dua tahun mulai tahun 2020. Dalam gugatannya, Baker berpendapat pengungkapan tuduhan Zatko bulan lalu membuat saham Twitter turun sebanyak 7 persen hingga merugikan investor.
Hal tersebut juga menjadi salah satu alasan yang dikutip oleh CEO Tesla Elon Musk sebagai alasan pembatalan akuisisi Twitter senilai US$44 miliar.
Selain itu, pengadilan menetapkan tanggal persidangan perdana sengketa pembatalan akuisisi Twitter oleh Elon Musk pada 17 Oktober, untuk memutuskan apakah orang terkaya di dunia harus menyelesaikan kesepakatan akuisisi senilai US$54,20 per saham tersebut.