Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gawat! IMF Wanti-Wanti Perlambatan di China Bisa Seret Ekonomi Asia

Ekonomi China sangat berpengaruh terhadap regional karena merupakan mitra dagag terbesar.
(ki-ka) Kepala Divisi Studi Regional Departemen Asia dan Pasifik IMF Shanaka Peiris,  Direktur Departemen Asia Pasifik IMF Krishna Srinivasan, dan Deputi Kepala Divisi Studi Regional Departemen Asia dan Pasifik IMF Davide Furceri dalam Konferensi pers rilis Regional Economic Outlook Asia Pacific IMF, Jumat (28/10/2022)./Istimewa
(ki-ka) Kepala Divisi Studi Regional Departemen Asia dan Pasifik IMF Shanaka Peiris, Direktur Departemen Asia Pasifik IMF Krishna Srinivasan, dan Deputi Kepala Divisi Studi Regional Departemen Asia dan Pasifik IMF Davide Furceri dalam Konferensi pers rilis Regional Economic Outlook Asia Pacific IMF, Jumat (28/10/2022)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional atau IMF memperingatkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi China bakal turut memengaruhi pertumbuhan negara-negara Asia lainnya hingga akhir tahun 2023.

Dalam World Economic Outlook Oktober 2022, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi China menjadi 3,2 persen tahun ini. Proyeksi ini menjadi yang terendah kedua sejak 1977.

IMF mengatakan perlamabtan China disebabkan oleh peraturan pemerintah yang ketat terhadap kebijakan nol Covid-19 yang menyebabkan penguncian berulang-ulang di kota-kota besar, sehingga menekan mobilitas dan aktivitas ekonomi.

Selain itu, China juga menghadapi gejolak di sektor properti China, karena pengembang properti menghadapi tekanan likuiditas yang semakin parah. Dengan semakin banyaknya pengembang properti yang gagal membayar utang mereka selama setahun terakhir, akses sektor ini ke pembiayaan pasar menjadi semakin sulit.

Kedua faktor tersebut telah menyebar ke bagian ekonomi lainnya. Perlambatan di China kini telah meluas di seluruh sektor, dengan indikator aktivitas di bawah ekspektasi pasar, mencerminkan pemulihan yang lamban dalam konsumsi dan investasi di tengah kepercayaan konsumen yang sangat rendah dan tekanan di sektor properti.

Perlambatan pertumbuhan China memiliki implikasi penting bagi rantai pasokan regional karena merupakan pasar ekspor utama bagi banyak negara.

Direktur Departemen Asia dan Pasifik IMF Krishna Srinivasan mengungkapkan perdagangan internasional di Asia mencapai sekitar 50 persen dan China mendominasi sebagian besarnya. Hal ini membuat pergerakan ekonomi China sangat berpengaruh terhadap negara-negara lain di regional.

“Kapan pun China melambat, ini berdampak pada negara-negara Asia yang banyak melakukan perdagangan dengan China, seperti Korea dan Jepang,” ungkap Khrisna dalam konferensi pers Regional Economic Outlook Report for Asia and Pacific IMF, Jumat (28/10/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper