Bisnis.com, JAKARTA - Saham bank Amerika Serikat (AS) anjlok pada Senin (5/6/2023) menyusul kekhawatiran investor atas banjirnya penerbitan surat utang pemerintah yang dapat menguras likuiditas perbankan.
Mengutip pemberitaan Reuters, Selasa (6/6), pemerintah AS akan mengeluarkan surat utang jangka pendek senilai lebih dari US$1 triliun untuk mengisi cadangan kasnya atau Treasury General Account (TGA) disahkannya UU pagu utang AS.
Sebagaimana diketahui, TGA adalah rekening operasional pemerintah AS yang dikelola terutama oleh bank sentral AS atau The Fed dan cabang-cabangnya.
Beberapa analis memperingatkan banjirnya tagihan baru dapat menguras cadangan bank, saat likuiditas diperlukan untuk memperkuat neraca, mengingat guncangan sistem keuangan akibat krisis perbankan regional.
“Ada banyak kekhawatiran di luar sana bahwa kesepakatan utang telah dicapai, banyak orang membicarakan potensi pengurangan likuiditas karena TGA harus diisi ulang” jelas pengelola portofolio Natixis Investment Managers, Jack Janasiewicz.
Namun, Jack mengatakan bahwa kekhawatiran tersebut mungkin berlebihan lantaran dana pasar uang memiliki likuiditas yang cukup untuk menyerap penerbitan utang yang besar oleh Departemen Keuangan.
Baca Juga
Usulan Persyaratan Modal Baru
Regulator AS yang dipimpin The Fed diperkirakan mengusulkan meningkatkan persyaratan modal bank rata-rata 20 persen di bulan ini.
Peraturan tersebut diharapkan menjadi bagian terakhir dari aturan permodalan bank global yang ditetapkan oleh Komite Basel Regulator perbankan yang berlaku pada awal 2025.
The Fed juga sedang meninjau aturan modal internasional yang akan datang, yang lebih luas tentang persyaratan modal pemberi pinjaman.
Sebagaimana diketahui, sebagian besar saham bank besar diperdagangkan lebih rendah di sore hari dengan indeks perbankan S&P500 turun hampir 1 persen pada Senin (5/6).
Saham bank regional juga mengalami penurunan luas pada Senin dengan Indeks Perbankan Regional KBW turun 2 persen.