Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Malaysia meleset dari perkiraan pada kuartal II/2023 sekaligus tumbuh dengan laju yang paling lambat sejak hampir dua tahun terakhir akibat permintaan global yang melemah dan fenomona el nino.
Mengutip Bloomberg, Jumat (18/8/2023), Bank Negara Malaysia dan Departemen Statistik Malaysia mencatat produk domestik bruto (PDB) periode April-Juni 2023 tumbuh melambat menjadi 2,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy),
Angka tersebut berada di di bawah estimasi median sebesar 3,3 persen. Ekonomi Malaysia juga tercatat tumbuh 1,5 persen dibandingkan kuartal I/2023.
Kepala Badan Statistik Mohd Uzir Mahidin mengatakan bahwa permintaan domestik dan peningkatan aktivitas pariwisata mendukung pertumbuhan. Ia juga mengatakan kinerja setahun penuh mungkin lebih dekat ke ujung bawah kisaran target pertumbuhan 4-5 persen.
Sementara itu, Gubernur Bank Negara Malaysia (BNM) Abdul Rasheed Ghaffour mengatakan bahwa pertumbuhan PDB harus mencapai rata-rata 3,7 persen di semester kedua untuk mencapai target pertumbuhan sebesar 4 persen pada tahun 2023.
Abdul juga menambahkan bahwa perdagangan diperkirakan akan membaik menjelang akhir tahun dan memasuki tahun 2024.
Baca Juga
Belanja rumah tangga akan tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama, yang dibantu oleh pertumbuhan upah dan penyangga keuangan yang cukup.
Terkait inflasi, BNM memproyeksikan inflasi akan semakin moderat selama sisa tahun 2023. BNM mempertahankan proyeksi inflasi rata-rata di antara 2,8-3,8 persen pada 2023, menegaskan proyeksi pemerintah.
Terdapat risiko terhadap prospek inflasi termasuk harga komoditas yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan memburuknya geopolitik, cuaca dan biaya impor yang lebih tinggi.
"Data PDB mungkin akan memberikan tekanan pada ringgit, meskipun dampaknya akan terbatas," jelas ahli strategi senior di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., Irene Cheung.
Cheung juga memperhatikan dampak El Nino terhadap perekonomian, karena dapat mempengaruhi inflasi dan 'melukai' pertumbuhan lebih lanjut.
Seperti diketahui, negara-negara Asia Tenggara yang bergantung pada perdagangan menghadapi hambatan eksternal. Oleh karena itu, negara-negara di wilayah tersebut berupaya untuk meningkatkan konsumsi domestik.
Hasilnya pun diketahui beragam. Indonesia dan Vietnam mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal II/2023.
Kemudian, Filipina, Singapura dan Malaysia mengalami perlambatan di tengah-tengah tekanan harga yang masih ada.
Thailand pada pekan depan juga diperkirakan akan melaporkan ekspansi yang lebih lambat karena pertumbuhan di China, mitra dagang terbesarnya melemah.