Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi China Tunjukan Tanda Stabilitas, Dapatkan Momentum Bertahan?

China menunjukkan tanda bahwa perekonomian dan pasar keuangan mengarah ke stabilitas setelah mengalami penurunan tajam.
Pejalan kaki melintasi toko-toko di Guangzhou, China, Jumat, (11/8/ 2023). Bloomberg/qilai Shen
Pejalan kaki melintasi toko-toko di Guangzhou, China, Jumat, (11/8/ 2023). Bloomberg/qilai Shen

Bisnis.comJAKARTA - China mulai menunjukkan tanda stabilitas ekonomi dan dan pasar keuangan setelah mengalami penurunan tajam, setelah permintaan kredit membaik, tekanan deflasi mereda, dan yuan menguat. 

Kepala ekonom Pinpoint Asset Management Ltd, Zhang Zhiwei mengatakan bahwa langkah-langkah kebijakan membantu perekonomian menjadi lebih stabil. Namun ia juga mempertanyakan dalam bagaimana cara mempertahankannya. 

“Pertanyaan kuncinya adalah sejauh mana momentum ekonomi dapat dipertahankan,” jelasnya, mengutip Bloomberg, Senin (11/9). 

Diketahui bahwa China kini sedang berusaha untuk mendapatkan kembali daya tariknya karena krisis properti dan lemahnya kepercayaan bisnis yang menghambat pemulihan ekonomi.

Terkait hal tersebut, upaya dukungan pemerintah, yang meliputi pemotongan kebijakan suku bunga pinjaman, suku bunga KPR, dan persyaratan uang muka pembelian rumah diperkirakan akan membantu pemulihan. 

Ekonom Goldman Sachs Group Inc. memperkirakan langkah-langkah kebijakan yang diumumkan sejauh ini memberikan dampak total sekitar 60 basis poin (bps) atau 0,6 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).

Dalam catatannya, ia juga menilai bahwa kebijakan baru-baru ini mungkin menghasilkan peningkatan jangka pendek dalam transaksi properti. Namun, masih belum cukup untuk menstabilkan pasar properti.

Para analis mengharapkan adanya pelonggaran lebih lanjut dari China. Hal ini meliputi penurunan suku bunga atau langkah-langkah untuk mendukung pasar properti ketika penjualan rumah terus menurun dan pertumbuhan yang semakin melambat. 

Kemudian, terdapat juga tanda bahwa pertumbuhan jasa melemah setelah menjadi pendorong utama untuk memulihkan ekonomi pada awal 2023. Dengan adanya pelemahan ini, maka menunjukan perlunya lebih banyak dukungan kebijakan untuk meningkatkan belanja rumah tangga

Tekanan deflasi juga belum sepenuhnya hilang. Indeks harga konsumen (IHK) diketahui masih jauh dibawah target resmi pemerintah yang sebesar 3 persen pada 2023.

Analis pasar diketahui bersikap hati-hati. Ahli strategi makro di TD Securities, Alex Loo juga menuturkan bahwa dari pernyataan bank sentral China atau PBOC pada Senin (11/9) ia berpendapat bahwa mungkin diperlukan lebih banyak langkah untuk menjaga sentimen yuan tetap positif.

“Tanpa dukungan fiskal yang lebih besar dari pihak berwenang, kecil kemungkinan perubahan arah yuan akan terjadi dan reli tersebut hanya akan berumur pendek,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper