Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom memproyeksikan kinerja neraca dagang Indonesia pada Agustus 2023 masih akan mencatatkan surplus sebesar US$1,38 miliar dan akan melanjutkan tren surplus selama 40 bulan berturut-turut.
Berdasarkan konsorsium ekonom Bloomberg, dari 22 ekonom yang memproyeksikan kondisi neraca dagang, terdapat rata-rata nilai di angka US$1,38 miliar.
Sebanyak 21 ekonom diantaranya sepakat ekspor-impor Indonesia akan kembali surplus, sementara satu lainnya memproyeksikan akan defisit.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) David E. Sumual memperkirakan surplus neraca dagang akan berlanjut pada Agustus 2023 sebesar US$1,67 miliar.
Proyeksi tersebut lebih tinggi dari realisasi Juli 2023 yang mencapai US$1,31 miliar yang ditopang komoditas nonmigas US$3,22 miliar dengan komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, terutama batu bara [HS 27], CPO [HS 15], serta barang besi dan baja [HS 72].
David mengatakan naiknya surplus seiring dengan harga komoditas ekspor unggulan seperti batubara dan curde palm oil atau CPO yang membaik secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Baca Juga
“Harga sebagian besar komoditas ekspor sedikit melambat secara yoy [batubara, gas, CPO, dll], kalau secara bulanan [month-to-month/mtm] ada sedikit perbaikan. Komoditas impor juga melambat yoy,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/9/2023).
Naiknya surplus juga diproyeksikan oleh Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede. Dirinya melihat akan terjadi surplus sebesar US$1,5 miliar.
Meski beberapa negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan mengindikasikan penurunan aktivitas manufaktur, di dalam negeri justru tengah meningkat.
Kinerja ekspor dan impor pada periode tersebut diperkirakan terkontraksi masing-masing sebesar 21,83 persen dan 8,45 persen secara tahunan (yoy).
Secara bulanan, ekspor Agustus 2023 diperkirakan masih meningkat, yang didorong oleh kenaikan harga komoditas ekspor, seperti batu bara sebesar 8,52 persen (mtm), meski harga CPO turun 2,01 persen mtm.
“Volume ekspor diperkirakan meningkat, yang terindikasi dari peningkatan aktivitas manufaktur mitra dagang utama Indonesia seperti Eropa, China, Jepang, dan India,” katanya kepada Bisnis, Kamis (14/9/2023).
Adapun, dalam laporan Bloomberg, ekonom Samuel Sekuritas Lionel Priyadi menjadi satu-satunya partisipan yang memproyeksi neraca dagang RI akan berbalik defisit pada Agustus 2023.
Lionel bahkan melihat kinerja neraca dagang akan terkontraksi hingga minus US$1,1 miliar.