Bisnis.com, JAKARTA – Mandiri Investment Forum (MIF) 2024 yang akan berlangsung mulai 4 Maret - 8 Maret 2024, bukan hanya menawarkan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, namun juga sektor manufaktur hingga pertanian.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Eka Fitria menjelaskan MIF 2024 yang mengusung tema ‘Thriving Through Transition’ akan membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan prospek ekonomi Indonesia di tengah tahun pemilu global atau super election year.
Berbeda dengan tahun lalu di mana Bank Mandiri turut menawarkan IKN dalam MIF 2023, Eka menyampaikan pada tahun ini tidak secara spesifik menawarkan proyek ibu kota baru tersebut.
“MIF ini merupakan suatu forum yang menawarkan horizon investasi yang luas, dari sabang sampai merauke, tidak spesifik satu jenis investasi.. IKN merupakan salah satunya saja,” jelasnya dalam konferensi pers Pre-Event MIF 2024, Rabu (21/2/2024).
Dirinya menyampaikan tahun ini pula MIF membidik peluang baru seperti carbon trading hingga manufaktur yang perlu didalami.
Bukan tanpa sebab, Eka mencatat berdasarkan hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri sektor manufaktur memiliki kontribusi yang terbesar terhadap PDB, namun kontribusinya cenderung menurun dari kisaran 20% sebelum pandemi Covid-19, kini menjadi 18%.
Baca Juga
“MIF kali ini membahas sumber-sumber pertumbuhan yang penting bagi Indonesia salah satunya sektor manufaktur dan pertanian,” lanjutnya.
Revitalisasi sektor manufaktur sangat penting karena sebagian industri pada sektor ini dapat menghasilkan nilai tambah yang signifikan dan menyerap tenaga kerja yang cukup besar.
Sementara sektor pertanian merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kedua pada pertumbuhan ekonomi.
“Dengan risiko perubahan iklim yang semakin tinggi, ketahanan pangan menjadi isu yang penting untuk mencapai keberlanjutan ekonomi,” tambah Eka.
MIF juga akan membahas mengenai tren terkini dalam digitalisasi yaitu perkembangan Artificial Intelligence (AI) karena memiliki peluang efisiensi ekonomi namun juga menciptakan risiko tergantikannya beberapa jenis pekerjaan di mana dampaknya terhadap ekonomi perlu diantisipasi.
Sebagaimana diketahui, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia optimistis target investasi senilai Rp1.650 triliun pada tahun ini akan tercapai meski investor cenderung wait and see menunggu hasil Pemilu 2024.
Bahlil mengatakan, untuk mengejar target investasi tersebut, dinamika politik di tengah Pemilu 2024 tetap harus dijaga stabil.
“Namanya politik itu pasti ada dinamika, tapi harus kita pikirkan kedewasaan agar investor yakin. Investor itu cuma dua saja, merasa aman dan trust,” jelas Bahlil dalam konferensi pers bulan lalu.