Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi 5,11%, RI Sudah Lepas dari Efek Covid-19?

Meski pertumbuhan ekonomi kuartal I/2024 cukup positif, para pelaku usaha melihat terdapat tantangan mulai dari depresiasi rupiah hingga situasi geopolitik.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I/2024. Dok Youtube BPS
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan data pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal I/2024. Dok Youtube BPS

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi nasional tumbuh 5,11% (year-on-year/yoy) pada kuartal I/2024. Lantas apakah ini artinya Indonesia sudah lepas dari efek pandemi Covid-19?

Pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal I/2024 dipengaruhi oleh faktor momentum Pemilu 2024 yang mendorong beberapa mesin utama ekonomi seperti konsumsi rumah tangga hingga konsumsi pemerintah. 

Kemudian dari angka pengangguran, pada Februari 2024 tercatat 7,20 juta orang dengan prosentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurun 4,82%, dibandingkan jumlah Februari 2020 sebanyak 6,93 juta orang, tingkat TPT 4,94%.

Namun dengan data-data yang ada, Indonesia belum dapat dikatakan sudah pulih dari efek pandemi Covid-19. Hal tersebut berkaca dari belum meratanya pemulihan di sejumlah industri Tanah Air.

“Ada yang sudah recovery tapi ada juga yang masih berjuang untuk kembali seperti sebelum Covid-19,” kata Bob Azam selaku Wakil Ketua Umum bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) kepada Bisnis, Senin (6/5/2024).

Bob menyebut, dalam industri yang sama pun belum tentu sama situasinya. Misalnya, kondisi perusahaan otomotif A berbeda dengan perusahaan otomotif B.

“Dalam industri yang sama juga belum tentu sama situasinya,” ujarnya.

Sementara itu, Bob menyebut bahwa Indonesia tengah menghadapi tantangan baru seperti pelemahan ekonomi dunia termasuk China, menurunnya harga komoditas, meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM), hingga depresiasi Rupiah. Kondisi geopolitik juga kian menambah kompleksitas ekonomi kedepannya. 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W. Kamdani menilai, Indonesia ke depannya membutuhkan kebijakan ekonomi yang responsif, adaptif, dan pruden terhadap kebutuhan penciptaan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional. 

Secara khusus, pelaku usaha mengharapkan pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan dari sisi penerimaan investasi asing dan peningkatan kinerja ekspor di kuartal-kuartal berikutnya.

Menurutnya, dengan adanya presiden terpilih, persepsi ketidakpastian berusaha dan berinvestasi di Indonesia yang selama ini dinilai menjadi penghambat realisasi investasi dan ekspansi usaha atau ekspor dapat dipulihkan dan dijadikan driver pertumbuhan yang lebih tinggi kontribusinya terhadap PDB dibandingkan di kuartal I/2024. 

Shinta mengatakan, sangat penting bagi pemerintah petahana maupun yang akan datang untuk memberikan perhatian yang serius pada perbaikan iklim usaha/investasi di Indonesia.

“Ini akan sangat menentukan seberapa tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa digenjot dalam jangka pendek-menengah,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper