Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IEU-CEPA Tinggal Selangkah Lagi, Ini Harapan Pengusaha

Kalangan pengusaha membeberkan sederet harapannya terhadap perundingan IEU-CEPA yang selangkah lagi hampir tuntas.
Ilustrasi perdagangan internasional. Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi perdagangan internasional. Aktivitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -  Kalangan pengusaha membeberkan sederet harapannya terhadap perundingan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif Indonesia dengan Uni Eropa (Indonesia European Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) yang ditargetkan rampung dalam waktu dekat.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, komitmen pembukaan pasar dari kedua pihak masih mungkin berubah seiring perundingan IEU-CEPA yang masih berlangsung.

Adapun pada Juli 2024, perundingan IEU-CEPA bakal memasuki putaran ke-19 dan secara total telah berlangsung selama delapan tahun.

"Kami berharap, perundingan kedua ekonomi dapat memastikan keselarasan arah perundingan yang tengah berlangsung dengan kepentingan pelaku usaha," ujar Shinta saat dihubungi, Rabu (26/6/204).

Di sisi lain, pengusaha menginginkan agar pemerintahan kedua pihak terus konsisten menciptakan progres perundingan yang terbuka dan fleksibel hingga mencapai kesepakatan.

Para pengusaha juga berharap lewat IEU-CEPA nantinya akses pasar yang didapatkan Indonesia dari Uni Eropa bisa cukup banyak. Sebaliknya, Uni Eropa diharapkan bisa mendapatkan akses pasar yang lebih sebanding dengan rekan dagang Indonesia lainnya.

"Dengan begitu, relasi GVCs [rantai pasok global] Indonesia - Uni Eropa bisa terbentuk dengan mudah, saling menguntungkan, dan berdaya saing bagi pelaku usaha di kedua pihak," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono menyebut, para pelaku usaha kelapa sawit mengharapkan akses pasar yang lebih luas dan mudah di dalam IEU-CEPA nantinya saat resmi diratifikasi.

Musababnya, selama ini produk sawit Indonesia mengalami hambatan karena kampanye negatif akibat adanya RED I, RED II, ILUC hingga EUDR (UU Antideforestasi) yang direncanakan bakal diimplementasikan pada awal 2025. Lewat IEU-CEPA nantinya, para pengusaha kelapa sawit berharap implementasi EUDR bisa dilakukan lebih mulus terhadap produk asal Indonesia.

"Karena kalau tidak comply [dengan EUDR] akan keluar dari rantai pasok, ujung-ujungnya akan berpengaruh terhadap perusahaan," jelas Eddy.

Setali tiga uang, Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno membenarkan, banyak produk pertanian asal Indonesia selama ini masih menemui hambatan ekspor ke Benua Biru. Menurutnya, dengan adanya IEU-CEPA diharapkan akan menghilangkan tindakan diskriminasi produk impor oleh Uni Eropa.

"Kita mau agar disetarakan perlakuannya oleh Uni Eropa terhadap produk-produk kita, seperti yang mereka [Uni Eropa] lakukan kepada produk asal Vietnam, Thailand, dan Malaysia," kata Benny.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Selasa (25/6/2024), Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan pemerintah telah meminta pengenaan bebas tarif terhadap sejumlah komoditas dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). 

Menurutnya, saat ini mufakat yang ingin dituju kedua pihak diharapkan dapat mencapai progres signifikan. Hal ini mengingat kedua pemimpin negara telah sepakat untuk percepatan penyelesaian perundingan IEU-CEPA.

“Sudah enggak banyak perbedaan lagi sebetulnya. IEU-CEPA meminta ada beberapa dikenakan bebas tarif, ya kita terima saja asal kita sebaliknya. Misalnya, di sana minta ada susu, keju, ada beberapa produk bebas tarif, kami juga minta besi baja, CPO, kita punya tekstil, dan lainnya. Jadi ini hampir [selesai], mudah-mudahan 1—5 Juli selesai,” kata Zulhas.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa penyelesaian perundingan IEU-CEPA memang diprediksi rampung pada Juli 2024.

“Sudah hampir 90% [rampung], oleh karenanya diharapkan bulan depan akan ada pertemuan yang ke-19 di Indonesia. Maka, pertemuan ke-19 besok rampung,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper