Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandatori Biodiesel B40 Ditarget Jalan di Awal Pemerintahan Prabowo

Program mandatori biodiesel B40, bauran solar dengan 40% BBN berbasis minyak sawit, akan diterapkan pada awal masa pemerintahan Prabowo Subianto.
Petugas memperlihatkan contoh bahan bakar biodiesel saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019)./ Dok. JIBI
Petugas memperlihatkan contoh bahan bakar biodiesel saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019)./ Dok. JIBI

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan program mandatori biodiesel B40, bauran solar dengan 40% bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit, kemungkinan akan diterapkan pada pertengahan 2025. Artinya, program tersebut baru akan diterapkan pada awal masa pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan bahwa saat B40 ini masih dilakukan uji coba pada mesin nonotomotif, seperti kapal, alat pertanian, tambang hingga kereta api.

“B40 itu sudah on schedule ya. On schedule, tes untuk otomotif kan sudah selesai. Sekarang baru non-otomotif yang dipastikan sampai dengan Desember,” kata Eniya saat ditemui di Komplek Parlemen Senayan, Selasa (25/6/2024).

Eniya menjelaskan, sebelum mulai menerapkan pemanfaatan B40 di dalam negeri, pihaknya akan menganalisis terlebih dahulu serangkaian tes atau uji coba yang sudah dilakukan.

“Nah, ini mungkin kalau pun perlu waktu, ya paling cepat 2025 pertengahan. Kalau bisa smooth semua dipersiapkan,” ujarnya.

Adapun, Kementerian ESDM memperkirakan stok minimal minyak kelapa sawit (CPO) mentah untuk menopang program Biodiesel B40 sekitar 17,57 juta kiloliter nantinya. Hitung-hitungan itu berasal dari asumsi kebutuhan solar tahun 2024 sebesar 38,04 juta kiloliter. 

Sementara dengan asumsi pertumbuhan rerata produk domestik bruto (PDB) sebesar 5%, maka penyaluran B40 diperlukan stok CPO domestik sekitar 17,57 juta kiloliter atau sekitar 15,29 juta ton CPO. 

Sebelumnya, presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menargetkan eksekusi program Biodiesel B50 dan Bioetanol E10 dapat berjalan pada 2029.

“Untuk energi, Indonesia berpeluang bisa menjadi raja energi hijau dunia melalui pengembangan produk biodiesel dan bioavtur dari sawit, bioethanol dari tebu dan singkong,” tulis Prabowo-Gibran dalam lembar visi misi mereka yang dilihat Bisnis, Jumat (27/10/2023). 

Selain itu, Prabowo-Gibran juga optimistis untuk meningkatkan bauran bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan bioetanol 10 persen atau E10 pada 2029 mendatang. 

“Sangat optimis program biodiesel B50 dan campuran ethanol E10 akan dapat tercapai,” kata mereka. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper