Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Dibanjiri Produk Impor China, Ini Buktinya

BPS melaporkan China menjadi negara utama impor nonmigas ke Indonesia dengan kontribusi mencapai 35,20%.
Truk dan kontainer berderet di Terminal Kontainer IPC, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Jumat (10/12/2021). - Bloomberg/Dimas Ardian
Truk dan kontainer berderet di Terminal Kontainer IPC, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada Jumat (10/12/2021). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sejumlah komoditas yang paling banyak didatangkan Indonesia dari China. Komoditas itu yakni mesin dan alat mekanis, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, serta plastik dan barang dari plastik.

“Produk yang paling banyak diimpor dari China terbesar adalah mesin dan alat mekanis atau HS 84,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BPS, Senin (15/7/2024).

Secara terperinci, Amalia menyampaikan bahwa nilai impor komoditas dengan HS 84 ini pada Juni 2024 tercatat meningkat 5,22% secara month-to-month (mtm).

Secara tahunan atau year-on-year (yoy), nilai impor komoditas ini menurun sebesar 16,29% dan tercatat meningkat 17,76% secara kumulatif Januari-Juni 2024.

Komoditas terbesar kedua yang diimpor dari China yakni mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya. Tercatat, nilai impor komoditas HS 85 pada Juni 2024 meningkat 4,43% dibanding bulan sebelumnya.

Secara tahunan, Amalia menyebut bahwa terjadi penurunan nilai impor sebesar 15,47%, tapi meningkat 4,95% secara kumulatif.

Plastik dan barang dari plastik menempati posisi ketiga sebagai produk yang paling banyak didatangkan Indonesia dari China. Komoditas dengan HS 39 ini tercatat meningkat 40,7% pada Juni 2024 dibanding bulan sebelumnya.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, nilai impor komoditas HS 39 tercatat mengalami penurunan sebesar 1,59%, sedangkan secara kumulatif Januari-Juni 2024 meningkat 24,76%.

Untuk diketahui, nilai impor Indonesia pada Juni 2024 mencapai US$18,45 miliar atau turun 4,89% dibanding bulan sebelumnya.

BPS secara terperinci memaparkan, nilai impor migas mencapai US$3,27 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 19,01% dibanding bulan sebelumnya.

Sementara itu, nilai impor nonmigas mencapai US$15,18 miliar pada Juni 2024 atau mengalami penurunan sebesar 8,83% secara bulanan.

“Turunnya nilai impor secara bulanan karena penurunan nilai impor nonmigas dengan andil 7,58%,” ungkap Amalia.

Secara tahunan, nilai impor Juni 2024 mengalami peningkatan sebesar 7,58% di mana nilai impor migas dan nonmigas masing-masing naik sebesar 47,17% dan 1,69%. Kenaikan impor migas yang cukup signifikan tersebut didorong oleh peningkatan nilai impor minyak mentah dan nilai impor hasil minyak.

Adapun, pada Juni 2024, China masih menjadi asal utama impor nonmigas Indonesia dengan kontribusi mencapai 35,20% terhadap total impor nonmigas Indonesia. Ini sedikit lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yaitu 36,34%.

Impor nonmigas dari China mencapai US$5,34 miliar pada Juni 2024. Nilai tersebut turun 11,7% mtm dibandingkan Mei 2024 yang tercatat mencapai US$6,05 miliar.

Kendati begitu, bila dibandingkan tahun sebelumnya, impor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 10,1% yoy dari Juni 2023 yang mencapai US$4,85 miliar.

Jepang dan Singapura berada di posisi kedua dan ketiga dengan kontribusi masing-masing mencapai 7,42% dan 6,13% terhadap total impor nonmigas Indonesia pada Juni 2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper