Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Mau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Naik Kelas Jadi KEK

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berniat menjadikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebagai Kawasan Ekonomi Khusus.
Kondisi infrastruktur dasar Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebelum diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat, 26 Juni 2024. Sebanyak 18 tenant telah menanamkan investasi di KITB yang didominasi penanaman modal asing (PMA). / BISNIS-Afiffah Rahmah
Kondisi infrastruktur dasar Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) sebelum diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Jumat, 26 Juni 2024. Sebanyak 18 tenant telah menanamkan investasi di KITB yang didominasi penanaman modal asing (PMA). / BISNIS-Afiffah Rahmah

Bisnis.com, BATANG - Pemerintah berencana untuk menjadikan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) atau Grand City Batang sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hal ini untuk melancarkan investasi masuk ke kawasan tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pengembangan KITB yang baru saja diresmikan Presiden Joko Widodo hari ini sangat bagus dan akan terus berkembang di masa mendatang.

"Saya kira ini akan berkembang, kita tadi sudah sepakat, nah ini akan kita bikin KEK sehingga dengan begitu insentif tax holiday dan segala macam sama dengan KEK lainnya akan kita berikan," kata Luhut kepada wartawan di KITB, Jumat (26/7/2024).

Kendati demikian, Luhut belum memberikan lebih lanjut terkait rencana perubahan status kawasan tersebut. Yang pasti, dengan dijadikannya Kawasan Industri menjadi KEK maka akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan mengakselerasi pemerataan ekonomi nasional, mendukung industrialisasi, dan memperbesar penyerapan tenaga kerja.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yang menginginkan Indonesia menjadi tujuan relokasi pabrik dari China maupun negara lain. Dalam hal ini, pemerintah menawarkan KITB yang disebut memiliki lokasi strategis dan potensial.

"Ada kesempatan yang bisa kita raih asal kita mau kerja keras karena saya melihat banyak keinginan berbondong-bondong relokasi industri, relokasi pabrik, keinginan membangun industri baru di negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi baik, inflasinya rendah, stabilitas ekonomi bagus, stabilitas politik juga bagus, dan saya merasakan itulah Indonesia," ujarnya.

Tercatat nilai investasi yang telah tertanam di KITB sebesar Rp14,8 triliun dari total 18 tenant asing dan lokal yang menempati 271 hektare lahan.

Adapun, 18 perusahaan yang telah masuk membangun fasilitas manufaktur di KITB yaitu PT KCC Glass Indonesia, PT Yih Quan Footwear Indonesia, PT Cosmosindo Ink, PT Wavin Manufacturing Indonesia, PT Jayamas Medica Industri.

Selanjutnya, PT Unipack Plasindo, PT Tawada Healthcare, PT Interskala Medika Indonesia, PT Interskala Medika Solusindo, PT Samator Indo Gas Tbk, PT Acindo Medika Sejahtera, PT Window Shutters Indonesia, PT Sumber Graha Sejahtera, dan PT Rumah Keramik Indonesia. 

"Total dalam perencanaan adalah 4.300 hektare yang nantinya akan menampung industri, menampung pabrik-pabrik yang akan membuka lapangan kerja kurang lebih sebanyak 250.000 pekerja yang bisa bekerja di KITB, goal nya disitu, kita harus buka lapangan pekerjaan sebanyaknya," tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper