Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Tolak Usulan G20 untuk Pajaki Elon Musk, Bill Gates Cs

AS mengambil sikap yang berlawanan terhadap usulan kebijakan pajak global bagi orang-orang superkaya yang diusulkan dalam pertemuan menkeu negara-negara G20.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen berbicara dalam acara G20 di Barra da Tijuca, Rio de Janeiro, Brasil, 25 Juli 2024./Reuters-Tita Barros
Menteri Keuangan AS Janet Yellen berbicara dalam acara G20 di Barra da Tijuca, Rio de Janeiro, Brasil, 25 Juli 2024./Reuters-Tita Barros

Bisnis.comJAKARTA - Amerika Serikat mengambil sikap yang berlawanan terhadap usulan kebijakan pajak global bagi orang-orang superkaya yang diusulkan dalam pertemuan para menteri keuangan negara-negara G20.

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memandang penerapan pajak bagi orang kaya ini masih belum diperlukan. Pandangan ini juga membagi dua kubu yang berseberangan atas usulan pajak global tersebut.

"Kebijakan pajak sangat sulit untuk dikoordinasikan secara global dan kami tidak melihat adanya kebutuhan untuk menegosiasikan kesepakatan tersebut . Kami pikir semua negara harus memastikan bahwa sistem perpajakan mereka adil dan progresif," ujar Yellen dalam konferensi pers sebelum pertemuan, seperti dikutip Reuters, Jumat (26/7/2024). 

Namun, Yellen tetap memuji ide perpajakan global tersebut dan berkomitmen untuk bekerja sama dengan Brasil untuk menyebarkan gagasan seperti ini di G20.

Usulan pajak global terhadap orang-orang super kaya menjadi prioritas utama bagi Brasil, yang saat ini memegang kursi presidensi G20. Hingga saat ini, belum diketahui detail lebih lanjut soal perpajakan tersebut. Namun, diketahui bahwa Brasil sebelumnya mengusulkan untuk mengenakan pajak kepada orang-orang kaya raya di dunia sebesar 2% per tahun.

Pajak minimum 2% terhadap miliarder dikatakan akan menghasilkan pendapatan sebesar US$200-US$250 miliar per tahun. 

Perkiraan tersebut disampaikan pada 25 Juni 2024, yang disiapkan oleh ekonom Prancis  Gabriel Zucman, seorang profesor Ekonomi di Sekolah Ekonomi Paris dan Universitas California.

Menurut laporan tersebut, pendekatan perpajakan progresif pada awalnya akan memengaruhi sekitar 3.000 orang yang memiliki kekayaan lebih dari US$1 miliar, yang didistribusikan dalam bentuk aset, real estat, saham, kepemilikan perusahaan, dan lain-lain, yang belum membayar setidaknya 2% pajak penghasilan tahunan. 

"Hanya individu dengan kekayaan bersih yang sangat tinggi dan pembayaran pajak yang sangat rendah yang akan terpengaruh," pungkas dokumen tersebut, seperti dikutip dari laman resmi G20 Brasil 2024. 

Zucman berpendapat bahwa penelitian tersebut mengubah usulan Brasil soal pajak minimum bagi orang-orang super kaya menjadi “sesuatu yang layak secara teknis”. 

Walau usulan terdengar utopis, ia berpendapat bahwa banyak negara dapat menerapkannya dan ada alasan untuk percaya bahwa usulan ini mampu tercapai seiring berjalannya waktu. 

Adapun, Koordinator Umum Urusan Keuangan Internasional di Kementerian Keuangan Brasil, Felipe Antunes mengungkapkan bahwa beberapa negara telah menyatakan dukungan untuk pola perpajakan bagi orang-orang super kaya. 

“Kekhawatiran utama G20 Brasil adalah memastikan orang-orang super kaya membayar pajak dalam jumlah yang wajar. Kami masih perlu melakukan diskusi paralel untuk melihat bagaimana menyampaikan usulan pajak ini ke negara-negara tersebut,” jelasnya, dikutip dari lama resmi tersebut.

Kini, Menteri Keuangan Brazil Fernando Haddad mengatakan kepada wartawan bahwa deklarasi akhir akan menyebutkan proposal untuk mengenakan pajak pada orang-orang super kaya. Namun, ia tidak merinci kata-katanya, atau apakah akan secara khusus mengutip usulan 2%. 

Prancis, Spanyol, dan Afrika Selatan, yang akan menjadi ketua G20 pada 2025, juga telah menyatakan dukungannya. 

rakhir, 1% orang terkaya telah  mengumpulkan kekayaan baru senilai US$42 triliun, hampir 34 kali lebih banyak dari seluruh 50% terbawah populasi dunia. 

Kekayaan rata-rata per orang dalam 1% teratas meningkat hampir US$400.000 dalam nilai riil selama dekade terakhir, dibandingkan dengan US$335 untuk individu 50% terbawah. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper