Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Klaim Ekonomi RI Jadi yang Tercepat Pulih Pascapandemi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim Indonesia menjadi salah satu negara tercepat yang berhasil melakukan penguatan fiskal pascapandemi Covid-19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani tiba di kompleks jelang Sidang Tahunan MPR dan Sidang bersama DPR dan DPD 2024 dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta, Jumat (16/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Keuangan Sri Mulyani tiba di kompleks jelang Sidang Tahunan MPR dan Sidang bersama DPR dan DPD 2024 dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta, Jumat (16/8/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim Indonesia menjadi salah satu negara tercepat yang berhasil melakukan penguatan fiskal pasca-pandemi Covid-19.

Pernyataan itu Sri Mulyani sampaikan ketika membacakan tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN 2023 dalam Rapat Paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat pada Selasa (20/8/2024).

"Indonesia termasuk negara yang melakukan konsolidasi fiskal tercepat tanpa mendisrupsi pertumbuhan dan kinerja ekonomi. Reformasi struktural disertai pengelolaan fiskal yang predunt telah mendukung perbaikan dan pemilihan kesejahteraan rakyat yang terpukul akibat pandemi," kata Sri Mulyani.

Bendahara negara ini menjelaskan, kinerja makro fiskal Indonesia pada 2023 atau tahun pertama pemulihan pandemi menunjukkan hasil yang memuaskan. Dia mencontohkan bahwa defisit fiskal terkendali, bahkan turun ke tingkat 1,61% terhadap PDB.

Rasio utang, sambungnya, secara bertahap juga telah turun sesudah mengalami kenaikan akibat pandemi yaitu di kisaran 39,2%. Tak hanya itu, dia menyatakan tingkat pengangguran terbuka juga menurun dari 5,86% pada 2022 menjadi 5,32% pada 2023.

"Angka kemiskinan menurun dari 9,54% menjadi 9,36%. Indeks pembangunan manusia naik dari 73,77 menjadi 74,39," tutup Sri Mulyani.

Oleh sebab itu, dia berpendapat APBN 2023 menunjukkan kinerja yang solid di tengah dinamika perekonomian dan volatilitas harga komoditas yang sangat tinggi.

Pada saat yang sama, imbuhnya, APBN 2023 tetap bisa mendukung agenda pembangunan sekaligus menjadi shock absorber dengan melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper