Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adopsi QRIS di Pasar Tradisional Terganjal Budaya Tawar-menawar Khas 'Emak-emak'

IKAPPI menilai pedagang pasar harus dibekali dengan pemahaman transaksi digital, demi memaksimalkan pengunaan QRIS di sektor pangan
Pedagang merapikan daging sapi di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang merapikan daging sapi di salah satu pasar tradisional di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menilai pedagang pasar harus dibekali dengan pemahaman transaksi digital, demi memaksimalkan pengunaan QRIS di sektor pangan.

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowanmenekankan bahwa Reynald mengatakan adopsi QRIS untuk pasar pangan tradisional, misalnya penjual ikan, sayur, dan daging masih belum optimal. 

Padahal, QRIS telah menjadi media pembayaran di pasar tradisional yang paling efektif dan efisien dari sisi waktu bagi sektor nonpangan, seperti pasar tekstil Tanah Abang. 

"Sekitar 12,5 juta pedagang pasar di Indonesia itu harus dibekali soal pemahaman digital. Sebagian sudah efektif seperti mengunakan QRIS seperti di sektor nonpangan, tapi sebagian masih perlu didorong, seperti sektor pangan," ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (30/8/2024).

Menurutnya, kearifan lokal di pasar tradisional, yaitu budaya tawar-menawar alias masih tingginya interaksi antara pedagang dengan pembeli menjadi salah satu penghambat.

Budaya tawar menawar, lanjut Reynald ini agak sulit di aplikasi QRIS, di mana masih ada persentase beban biaya tertentu yang dibebankan kepada penjual.

"Ini yang sulit belum ada titik temu, karena belum ketemu fomulanya yang pas. Tapi kita yakin transaksi digital di pasar tradisional ini sebuah kenicsayaan, kita akan terus berupaya agar pedagang pasar bisa melek digital," ujarnya.

Reynald mengakui, pedagang sayur hingga pedagang ikan terbiasa branding melalui aplikasi perpesanan sejak pascapandemi. Artinya, literasi digital sebenarnya sudah ada walaupun masih harus diperkuat.

Reynald mengatakan hampir semua Anggota IKKAPI seperti pedagang tekstil Pasar Tanah Abang dan di Pleret, Purwakarta, sudah mengunakan QRIS dalam transaksi perdagangan. Walaupun ada beberapa kendala seperti menarik saldonya maksimal satu hari. Namun, ia menyakini ke depannya akan terbiasa bagi pedagang.

Direktur utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra menekankan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital bakal mendukung penuh peningkatan literasi digital kepada UMKM termasuk pedagang sektor nonpangan.

"Digitalisasi transaksi keuangan itu suatu keniscayaan yang wajib dimiliki para pedagang termasuk pendagang ikan, sayur daging dan lainnya, saya sepakat pernyataan IKAPPI," ujar Indra.

Indra mengatakan perusahaannya juga terus melakukan inovasi salah satunya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM dengan memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra.

Beberapa di antaranya adalah bermitra dengan komunitas Tamado Grop di wilayah Sumatera untuk menjangkau UMKM yang ada di provinsi tersebut. Aplikasi Posku Lite juga  ikut serta berpartisipasi meramaikan kegiatan Jateng Fair 26 Juli-11 Agustus 2024.

"Termasuk kami ikut meramaikan IKAPPI FEST di Bali 18-25 Agustus 2024. Keikutsertaan Poskulite tentunya untuk mendukung dan memfasilitasi para pedagang dalam memberikan kemudahan dan kecepatan baik untuk pencatatan maupun transaksi usaha yang dijalankan. Kita juga beri edukasi atas minimnya wawasan mengenai penggunaan dan manfaat yang diberikan aplikasi kasir digital," kata Indra.

Menurut Indra, masih minimnya wawasan dan literasi yang ada, membuat masyarakat, khususnya pelaku usaha masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut. 

Padahal, kata dia aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat, salah satunya pencatatan transaksi, arus keluar masuk barang atau uang dalam menjalankan bisnis lebih aman dan terpercaya.

Indra juga sepakat pentingnya pendidikan dan pendampingan konsultasi keuangan kepada UMKM terutama dalam penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. 

Namun, Indra berharap perusahaan yang melakukan pendampingan dan konsultasi keuangan digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang managemen mutu, ISO 37001:2016 Tentang Sistem Managemen anti Penyuapan, dan ISO 27001:2022 tentang system keamanan Informasi.

"Bentuk sederhana implementasi dari ISO itu adalah quick respon terhadap masukan dari pengguna (merchant) yang datang dari berbagai saluran informasi. ISO ini juga pertahanan diri dari kemungkinan terjadinya kebocoran data," tambahnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper