Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Langkah Besar The Fed Pangkas Suku Bunga, Siklus Pelonggaran Dimulai?

The Fed akhirnya memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,75%-5%. Ini merupakan pelonggaran pertama sejak Maret 2020.
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell./federalreserve.gov
Gubernur Federal Reserve Jerome Powell./federalreserve.gov

Bisnis.com, JAKARTA – Federal Reserve atau The Fed, akhirnya memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir pada Rabu waktu AS, bank sentral AS ini memutuskan untuk memangkas suku bunga Federal Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis poin dari posisi 5,25%-5,5% menjadi 4,75%-5% untuk memperkuat ekonomi AS.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (19/9/2024), The Fed memangkas suku bunga untuk mempertahankan kondisi ekonomi Amerika Serikat menjadi lebih stabil, khusus untuk mencegah penurunan pada sektor tenaga kerja. 

"Keputusan The Fed menjadi babak baru bagi Federal. Komite memperkirakan pemotongan setengah poin lagi pada sisa tahun 2024," dikutip dari Bloomberg.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa meluncurkan kampanye pengetatan bersejarahnya dengan sebuah langkah besar ketika ekonomi AS masih kuat akan membantu membatasi kemungkinan perlambatan ekonomi.

Namun ia berhati-hati untuk tidak berkomitmen terhadap langkah langkah yang sama ke depannya. Powell mengatakan bahwa langkah ke depan akan didasarkan pada bagaimana kinerja ekonomi dalam beberapa bulan ke depan.

Pemangkasan suku bunga 50 bps yang lebih besar dari proyeksi analis merupakan upaya Powell untuk memastikan soft landing yang telah lama ia targetkan.

“Pasar tenaga kerja sebenarnya berada dalam kondisi yang solid, dan tujuan kami dengan langkah kebijakan kami hari ini adalah untuk mempertahankannya di sana,” kata Powell dalam konferensi pers.

Pasar memandang keputusan tersebut juga berfungsi untuk memukul mundur anggapan bahwa the Fed akan mengambil langkah besar dalam upaya untuk menebus keterlambatan dalam menurunkan suku bunga. The Fed telah menghadapi pengawasan karena terlambat melakukan pengetatan pada tahun 2022.

“Kami tidak berpikir kami tertinggal. Anda dapat menganggap ini sebagai tanda komitmen kami untuk tidak ketinggalan,” kata Powell.

Keputusan tersebut bukannya tanpa kontroversi. Michelle Bowman memberikan suara berbeda yang mendukung penurunan suku bunga 25 bps, menandai perbedaan pendapat pertama oleh seorang gubernur The Fed sejak tahun 2005.

Proyeksi terbaru yang dirilis bersamaan dengan keputusan The Fed juga menunjukkan bahwa meskipun median pejabat FOMC mendukung pemangkasan 50 bps dalam dua pertemuan terakhir mereka tahun ini, mereka masih terpecah mengenai berapa banyak lagi yang harus dilonggarkan sebelum inflasi secara pasti kembali ke target 2% bank sentral

Dalam proyeksi suku bunga pejabat the Fed, atau dot plot, 7 dari 19 pejabat memperkirakan hanya ada pemangkasan lanjutan sebesar 25 basis poin pada 2024, sedangkan dua orang menentang langkah lanjutan tahun ini.

Investor sekarang memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 70 basis poin lagi pada pertemuan The Fed bulan November dan Desember, yang mencerminkan sikap yang jauh lebih agresif daripada para pejabat The Fed.

“Saya tidak berpikir bahwa siapa pun harus melihat ini dan berkata, 'Oh, ini adalah langkah yang baru. Perekonomian dapat berkembang dengan cara yang akan membuat kita melaju lebih cepat atau lebih lambat,” kata Powell.

Di sisi lain, pendiri MacroPolicy Perspectives dan mantan ekonom The Fed Julia Coronado mengatakan langkah The Fed untuk memulai siklus pelonggaran moneter dengan memangkas suku bunga 50 bps menunjukkan bahwa bank sentral bersedia untuk mengambil langkah yang lebih kuat lagi jika pasar tenaga kerja memburuk.

“Sekarang mereka memiliki kredibilitas. Jadi jika ada pelemahan lebih lanjut di pasar tenaga kerja, kita bisa percaya bahwa mereka akan merespons,” katanya.

Data yang dirilis sejak pertemuan kebijakan terakhir The Fed pada bulan Juli, termasuk data tenaga kerja yang lemah yang dirilis dua hari setelah pertemuan itu, menegaskan bahwa pasar tenaga kerja telah turun dari kondisi ketat yang terlihat selama pandemi.

Tingkat pengangguran saat ini berada di 4,2%, naik dari level terendah 3,4% tahun lalu.

Perusahaan-perusahaan selama tiga bulan terakhir telah menambah jumlah karyawan dengan laju paling lambat sejak dimulainya pandemi, dan rasio lowongan pekerjaan terhadap pengangguran - yang sempat naik hingga 2 : 1 pada tahun 2022, sekarang menjadi sekitar 1 berbanding 1.

Sementara itu, inflasi terus melandai ke level 2,5%, mendekati target Fed sebesar 2%.

William English, profesor praktik keuangan Yale School of Management dan mantan direktur divisi di Dewan Gubernur The Fed, mengatakan bahwa pemangkasan 50 bps tersebut mencerminkan upaya untuk mengelola pergeseran keseimbangan risiko di persimpangan jalan bagi perekonomian.

“Titik balik itu sulit. Mereka sulit dinilai, datanya rumit,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper