Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Global Melandai, Era Suku Bunga Tinggi Diproyeksi Segera Berakhir

Laju inflasi tersebut melanjutkan tren perlambatan yang telah terjadi selama lima bulan berturut-turut.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) dan Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono memberikan pemaparan dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Periode suku bunga tinggi dalam jangka waktu yang panjang atau higher for longer di tingkat global diproyeksi segera berakhir sejalan dengan laju inflasi yang melandai.

Inflasi Amerika Serikat (AS) misalnya, tercatat berada pada level 2,5% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2024, lebih rendah dari bulan sebelumnya 2,9% yoy.

Laju inflasi tersebut melanjutkan tren perlambatan yang telah terjadi selama lima bulan berturut-turut.

“Inflasi ini juga merupakan yang terendah sejak bulan Februari 2021,” tulis Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan dalam Laporan Ekonomi dan Keuangan Mingguan, dikutip Rabu (18/9/2024).

Selain itu, tingkat inflasi tahunan Meksiko juga melambat menjadi 5,0% yoy pada Agustus 2024, turun dari level tertinggi selama 14 bulan sebesar 5,6% yoy pada periode sebelumnya.

Perlambatan inflasi ini terutama didorong oleh penurunan harga makanan dan minuman non-alkohol, minuman beralkohol dan tembakau, perumahan dan utilitas, kesehatan, pendidikan dan berbagai barang dan jasa.

Lebih lanjut, inflasi di Brasil juga melambat ke 4,2% yoy pada Agustus 2024, dari 4,5% yoy pada Juli 2024, di bawah perkiraan pasar sebesar 4,3%.

Penurunan disebabkan oleh penurunan harga untuk transportasi, perumahan, kesehatan dan perawatan pribadi dan biaya pribadi. 

Sementara itu, tingkat inflasi China pada Agustus 2024 naik tipis menjadi 0,6% yoy, dari 0,5% pada Juli 2024, dipicu oleh terganggunya pasokan karena cuaca panas dan hujan lebat. 

Harga makanan di China naik untuk pertama kalinya sejak bulan Juni 2023, dengan laju kenaikan tercepat dalam 19 bulan, terutama pada sayuran segar. Di sisi lain, harga non-makanan mengalami kenaikan yang jauh lebih lambat.

“Tren inflasi secara global menunjukkan perlambatan. Kondisi tersebut menguatkan ekspektasi pasar bahwa periode ‘higher for longer’ akan segera berakhir,” tulis BKF.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper