Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Targetkan Masuk 10 Besar Eksportir Perikanan Dunia di 2029

KKP menargetkan Indonesia masuk 10 negara besar eksportir perikanan dunia yang diharapkan dapat tercapai dalam lima tahun ke depan.
PT Perikanan Indonesia (Perindo) mencatat lonjakan permintaan produk perikanan hingga 30% selama Ramadan dan menjelang Lebaran 2024 - Dok. Perindo
PT Perikanan Indonesia (Perindo) mencatat lonjakan permintaan produk perikanan hingga 30% selama Ramadan dan menjelang Lebaran 2024 - Dok. Perindo

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan Indonesia masuk 10 negara besar eksportir perikanan dunia. Target tersebut, diharapkan dapat tercapai dalam lima tahun ke depan.

Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan KKP, Ishartini menyampaikan saat ini China, Norwegia, Ekuador, Chili, dan Vietnam masuk dalam top 5 negara eksportir perikanan dunia di 2023. Sementara, Indonesia berada di peringkat 13 dengan kontribusi 3,03% dan total ekspor sebesar US$5,63 miliar pada 2023. 

“Ini tentu jadi fokus utama perhatian kita sehingga kita nanti bisa tingkatkan ranking 10 negara besar eksportir di dunia,” kata Ishartini dalam konferensi pers di Kantor KKP, Kamis (24/10/2024).

Ishartini menuturkan, trout dan salmon menjadi komoditas yang paling diminati pada 2023, baik dalam bentuk segar/dingin, fillet, beku, dan hidup. Diikuti udang, tuna, tongkol dan cakalang, cumi-cumi, sotong, gurita, tepung, tepung kasar, pellet, kepiting atau rajungan, dan Cod.

Meski Indonesia tidak memiliki trout dan salmon, Ishartini menyebut bahwa pemerintah akan fokus pada komoditas seperti udang, tuna, tongkol dan cakalang, cumi-cumi, sotong, gurita, tepung, tepung kasar, pellet, kepiting atau rajungan, dan Cod, untuk meningkatkan hasil perikanan Indonesia ke pasar global.

“Untuk target ekspor tentu ini target 5 tahun, 2025-2029,” ungkapnya. 

Kendati begitu, diakuinya banyak tantangan dalam menjadikan Indonesia sebagai top 10 eksportir perikanan di dunia. Di antaranya, hambatan ekspor baik bersifat tarif maupun non tarif. 

Dia mencontohkan, Indonesia masih dikenakan tarif ekspor sebesar 20% ke Uni Eropa. Kemudian untuk non tarif, di antaranya mengenai kepatuhan terhadap mutu hingga kepatuhan terhadap pengelolaan perikanan.

“Itu yang jadi tantangan kita sehingga tentu penjaminan mutu harus dimulai sejak hulu,” ungkapnya.

Adapun, tren ekspor produk perikanan Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat, meski terjadi penurunan pada 2023. Dalam rentang waktu tersebut atau 2018-2023, pertumbuhan ekspor perikanan tertinggi terjadi pada 2022, yang tercatat tumbuh 6,24%. 

Namun, pertumbuhan ekspor perikanan mengalami penurunan di tahun berikutnya. Merujuk data KKP, ekspor perikanan di 2023 tumbuh sebesar 5,63%. Secara terperinci, top 3 komoditas ekspor Indonesia yakni udang dengan nilai US$1,73 miliar, tuna-cakalang-tongkol US$927,13 juta, dan cumi-sotong-gurita US$762,58 juta. 

Di sisi lain, Uni Eropa, Amerika Serikat, China, Jepang, dan Asean menjadi top 5 pasar perikanan dunia di 2023. Menurutnya, kelima negara tersebut, utamanya Uni Eropa menjadi salah satu pasar yang menjanjikan untuk Indonesia.

“Jadi ini pasar-pasar yang harus kita garap,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper