Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perundingan Masih Berlanjut, Dubes Uni Eropa Ungkap Keuntungan IEU-CEPA untuk RI

Saat ini perundingan IEU-CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa masih terus berlangsung dan ditargetkan dapat rampung pada kuartal I/2025 mendatang.
Pelabuhan Batuampar jadi salah satu pelabuhan utama ekspor impor di Kepri/istimewa
Pelabuhan Batuampar jadi salah satu pelabuhan utama ekspor impor di Kepri/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Posisi Indonesia pada rantai nilai global diyakini akan semakin kuat saat Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa atau Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) nantinya rampung dan diimplementasikan. 

Sebagai informasi, saat ini perundingan IEU-CEPA antara Indonesia dan Uni Eropa masih terus berlangsung. Berdasarkan catatan Bisnis.com, Menteri Perdagangan Budi Santoso menargetkan perundingan ini dapat rampung pada kuartal I/2025 mendatang. 

Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Denis Chaibi menuturkan, IEU-CEPA merupakan upaya Uni Eropa untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai nilai global (global value chain). Menurutnya, proses integrasi ke dalam global value chain akan berdampak positif bagi perekonomian Indonesia yang tengah mengincar target pertumbuhan 8%.

Chaibi menuturkan, sebanyak 97% dari total tenaga kerja Indonesia dipekerjakan pada sektor UMKM. Menurutnya, untuk menembus target pertumbuhan ekonomi 8%, Indonesia perlu meningkatkan perannya dalam global value chain. 

"Inilah tujuan CEPA, yang intinya adalah mengintegrasikan Indonesia dalam global value chain. Ini adalah ambisi kami, aset kami, dan inilah yang membedakan kami dari yang lain," kata Chaibi dalam Indonesia-Europe Investment Summit 2024 di Jakarta pada Senin (9/12/2024).

Menurutnya, keunggulan Uni Eropa saat menjadi mitra dagang Indonesia dalam IEU-CEPA adalah kombinasi pasar yang sangat besar dan juga ambisinya untuk memperkuat Indonesia di peta perdagangan global. 

Menurutnya, hanya Uni Eropa yang dapat mengusulkan pengalaman yang tak tertandingi dalam pasar karbon dan skema perdagangan emisi untuk mendampingi transisi hijau Indonesia. Dia menuturkan, transisi hijau akan menjadi faktor penting bagi integrasi Indonesia dalam rantai nilai global. 

"Hanya Uni Eropa yang dapat mengusulkan diversifikasi arus perdagangan dan investasi yang sangat dibutuhkan," lanjutnya. 

Dia melanjutkan, kemitraan yang komprehensif melalui IEU-CEPA akan menguntungkan Indonesia. Hal ini mengingat potensi kelanjutan fragmentasi global pada 2025 mendatang. 

Chaibi mengatakan, Indonesia merupakan salah satu mitra perdagangan terbesar China dan AS. Dia menuturkan, AS kemungkinan akan meningkatkan tekanan perdagangannya terhadap China, yang memiliki kelebihan kapasitas dan telah meningkatkan surplus perdagangannya selama satu dekade terakhir.

"Dunia telah mengalami globalisasi selama 25 tahun terakhir, tetapi 2025 mungkin merupakan tahun yang memperbesar fragmentasi perdagangan baru. Akses istimewa ke pasar Uni Eropa melalui IEU-CEPA akan semakin berguna bagi Indonesia," katanya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper