Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Heng Koon How

Head of Markets Strategy di UOB

Lihat artikel saya lainnya

OPINI: Tantangan Harga Komoditas

Tahun 2024 men jadi periode penuh tantangan bagi pasar komoditas global.
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova
Progres konstruksi smelter konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/3/2023)/Bisnis-Denis Riantiza Meilanova

Bisnis.com, JAKARTA - Tahun 2024 men jadi periode penuh tantangan bagi pasar komoditas global. Harga minyak mentah Brent, yang sempat mencapai puncaknya sekitar US$90 per barel pada kuartal kedua, kini turun ke level sekitar US$75 per barel.

Tembaga juga mengalami tekanan. Harga yang sebelumnya hampir mencapai US$11.000 per metrik ton pada kuartal kedua kini merosot ke level US$9.000 per metrik ton.

Sebaliknya, emas terus mendapat dukungan dari ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, serta siap melan-jutkan tren positifnya 2025.

Pergerakan harga minyak mentah Brent dan tembaga yang fluktuatif mencerminkan tantangan besar yang dihadapi ekonomi global.

Setelah euforia awal dari kebijakan stimulus terbaru, pasar mulai menyadari bahwa pemulihan ekonomi China masih mengha-dapi berbagai hambatan. Restrukturisasi utang sektor properti masih jauh dari sele-sai, sehingga menekan belanja ritel dan pasokan uang terus menyusut.

Prospek tarif perdagangan yang lebih tinggi dari pemerintahan Trump kedua juga menambah tekanan pada ekonomi China. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China untuk 2025 bahkan telah direvisi turun sebesar 0,3% menjadi 4,3%.

Target pertumbuhan 5% makin sulit untuk dicapai. Di Eropa, tantangan ekonomi juga makin besar. Konflik Rusia-Ukraina memaksa negara-negara Zona Euro mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk pertahanan kolektif, yang memperburuk tingkat utang di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Jerman dan Prancis kini mendekati ambang resesi. Bahkan, peringkat utang Prancis baru-baru ini diturunkan karena krisis anggaran dan politik.Bank Sentral Eropa (ECB) merespons dengan memang-kas suku bunga acuan dari 4,5% pada awal 2024 menjadi 3,15% pada Desember.

Namun, dengan pemilu federal Jerman yang dijadwalkan pada Februari 2025, ketidakpastian ekonomi Zona Euro kemungkinan meningkat.

Di pasar minyak mentah Brent, dinamika tradisional antarprodusen energi utama telah berubah. OPEC makin sulit menstabilkan harga minyak mentah dan mempertahankan pangsa pasarnya daripada Amerika Serikat (AS). Dengan produksi seki-tar 13,5 juta barel per hari, AS kini menjadi produsen minyak mentah terbesar di dunia.

Produksi energi AS melonjak selama dekade terakhir, dimulai dari ekspansi di bawah pemerintahan Trump pertama dan dilanjutkan oleh pemerintahan Biden.Sebaliknya, produksi minyak mentah Arab Saudi kini jauh lebih rendah, hanya sekitar 9 juta barel per hari.Harga minyak mentah diperkirakan tetap berada di kisaran US$70-US$75 per barel pada 2025, bahkan berisiko turun di bawah US$70 jika tarif perdagangan global naik secara signifikan.

Sementara itu, harga tembaga, yang sering dianggap sebagai “Dr. Copper” karena kemampuannya memprediksi tren ekonomi, mencerminkan pelemahan ekonomi global. Pada 2024, harga tembaga bertahan di bawah US$9.000 per metrik ton, menunjukkan kemungkinan penurunan lebih lanjut pada akhir 2025.

Harga tembaga sangat sen-sitif terhadap kekhawatiran perlambatan ekonomi China. Dengan aktivitas industri China yang belum menunjukkan pemulihan, persedia-an tembaga di bursa utama dunia meningkat. Spread tunai untuk tembaga bera-da pada diskon besar, yang mengindikasikan lemahnya permintaan.

Oleh karena itu, kami me -miliki pandangan negatif terhadap tembaga dan diper-kirakan harganya turun hing-ga US$7.500 per metrik ton pada akhir 2025. Walaupun prospek jangka pendek untuk minyak mentah Brent dan tembaga terlihat negatif, dalam jangka panjang bisa naik sebagai imbas konflik di Timur Tengah.

Untuk tembaga, risiko defisit pasokan makin nyata seiring dengan penurunan produksi dari tambang tua yang tidak mampu mengimbangi peningkatan permintaan dari transisi energi hijau dan adopsi kendaraan listrik. Namun, ada komoditas yang diuntungkan dari keti-dakpastian ekonomi dan geopolitik yaitu emas.

Sepanjang 2024, emas mencatat kinerja sangat kuat, meningkat seki-tar sepertiga dari US$2.000 per ounce pada Januari menjadi US$2.600 per ounce. Dalam jangka panjang, faktor pendorong positif tetap solid, termasuk alokasi emas oleh bank sentral di pasar negara berkembang dan Asia, serta tingginya permintaan emas fisik dan perhiasan dari sektor ritel.

Ada benang merah yang menghubungkan peningkat-an permintaan dari bank sen-tral dan ritel, yaitu kebutuh-an untuk diversifikasi akibat meningkatnya kekhawatiran geopolitik dan ketidakpastian terhadap dolar AS. Kami tetap yakin dengan pandangan positif jangka panjang terhadap emas.

Permintaan emas sebagai aset lindung nilai kemungkinan akan tetap kuat di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan ekonomi dari pemerintahan Trump 2.0. Kami memproyeksikan harga emas akan terus naik hingga mencapai US$3.000 per ounce pada akhir 2025.

Penguatan dolar AS dalam jangka pendek mungkin akan memicu kon-solidasi sementara pada emas sebelum melanjutkan reli. Minyak mentah Brent dan tembaga kemungkinan tertekan perlambatan ekonomi di China dan Eropa.

Kekhawatiran terhadap dam-pak gangguan dari kenaikan tarif perdagangan di bawah pemerintahan Trump yang kedua juga berdampak negatif bagi kedua komoditas itu. Namun, emas akan terus mendapat dukungan sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian global


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heng Koon How
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper